Kendal, Gatra.com - Kelangkaan pupuk bersubsidi yang sering dikeluhkan petani di Kendal saat musim tanam bukan sesuatu yang asing lagi untuk didengar. Setiap akhir tahun penyerapan pupuk bersubsidi belum pernah mencapai 100%. Pupuk subsidi rata-rata baru terserap di angka 80% dari jumlah besaran yang dikucurkan pemerintah dalam setiap tahunnya.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kendal, Pandu Rapriat mengatakan, banyak hal yang masih perlu dibenahi terkait dengan kemanfaatan Kartu Tani yang dimiliki para petani. Padahal, dengan kartu itu, petani bisa mendapatkan pupuk bersubsidi.
"Kenyataan, banyak Kartu Tani yang hilang atau lupa menyimpannya, sehingga banyak Kios Pupuk Lengkap (KPL) menginisiasi untuk membantu menyimpankannya. Di sisi lain, kemampuan daya ingat petani yang terbatas tentang kuota pupuk bersubsidi berdampak pada rendahnya daya serap saat dilakukan evaluasi akhir tahun," kata Pandu, Rabu (9/3).
Namun anehnya, lanjut Pandu, dengan daya serap pupuk bersubsidi yang rendah malah diwarnai dengan keluhan-keluhan bahwa pupuk bersubsidi langka. "Ini perlu kita evaluasi bersama," ujarnya.
Dia menegaskan, sebenarnya pupuk bersubsidi tidak langka. Pemerintah telah memberikan kuota kepada petani melalui Kartu Tani sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan selama satu tahun.
Sebagai gambaran, dalam setahun pemerintah memberikan tiga kali kuota. Musim tanam pertama 30, musim tanam kedua 30 dan musim tanam ketiga 40.
"Dengan gambaran seperti itu, biasanya petani mengambil kuota yang ada dalam Kartu Tani miliknya di musim tanam pertama langsung 60 yang akhirnya berdampak kurangnya jumlah pupuk bersubsidi yang dibutuhkan di musim tanam selanjutnya," bebernya.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Kendal, Tardi mengatakan, kebutuhan pupuk subsidi bagi petani di Kendal sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang telah diajukan tahun ini, alokasinya dari pemerintah mengalami penurunan cukup signifikan.
Alokasi pupuk bagi petani se-Kabupaten Kendal untuk jenis Urea hanya sekitar 24 ribu Ton, Ponska 13 ribu ton, SP36 2 ribu ton dan ZA hanya sekitar 3 ribu ton.
"Jumlah itu dibanding dengan jumlah penyerapan pada tahun-tahun sebelumnya jelas sangat kurang. Ini nantinya pasti akan memunculkan masalah lagi di masyarakat," keluhnya.
Dijelaskan, kebutuhan pupuk bagi petani di Kendal permusim tanam saja untuk jenis Urea mencapai 27 ribu ton. Jumlah kuota yang minim dipastikan tidak mencukupi kebutuhan pupuk petani di Kendal.
Sementara itu, terkait dengan rendahnya serapan pupuk bersubsidi dalam setiap tahunnya, Tardi mengatakan bahwa hal itu dipengaruhi sejumlah faktor. Di antaranya ada yang kartunya hilang, rusak dan masih memiliki utang bank, sehingga setiap ada saldo di dalam kartu Tani langsung tersedot untuk mengangsur kreditnya.