Karanganyar, Gatra.com - Sedikitnya puluhan warga Dusun Swadine di Desa Wukirsawit, Jatiyoso Karanganyar Jateng bersiap kembali ke pengungsian. Retakan tanah di permukimannya kian parah.
Mereka sudah menyelamatkan diri ke pengungsian pada Selasa malam (8/3) usai hujan deras yang membawa material longsor, menerjang lingkungan tempat tinggalnya. Huniannya didirikan di atas dan di bawah tebing perbukitan lereng Gunung Lawu.
“Semalam mengungsi ke rumah saya dan tetangga. Ada lebih dari 50 warga. Tadi pagi sudah kembali ke rumahnya untuk bersih-bersih lagi. Seharian ini hujan terus. Kalau hujannya lebat, tetap harus mengungsi lagi,” kata Kepala Desa Wukirsawit, Sutarmo kepada wartawan, Rabu (9/3).
Sebanyak 25 rumah rusak ringan dan sedang di desanya akibat diterjang longsor. Kebanyakan mengenai bagian dapur dan kandang. Sutarmo mengakui mereka yang berhunian di sekitar tebing merasa was-was terdampak bencana alam. Disebutnya, tempat tinggal mereka berpetak-petak di atas tanah labil.
“Tebing itu sudah retak semua. Rumahnya bisa hancur dan ambruk,” imbuh Sutarmo.
Sementara itu Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Bagoes Darmadi mengatakan longsor terjadi sedikitnya di 18 lokasi di Tawangmangu dan Jatiyoso pada Selasa sore (8/3). Longsoran terparah sampai menutup jalan dan mengisolasi permukiman.
Hingga Rabu siang (9/3), normalisasi jalan dan pembersihan longsoran belum selesai dilakukan. Minimnya bantuan peralatan berat dan cuaca yang tak bersahabat membuat aktivitas itu terhambat.
Sudah ratusan relawan dari berbagai unsur seperti Tagana, SAR, BPBD, TNI dan Polri dan lainnya. Namun belum mampu membersihkan semua material batu, tanah dan pepohonan. Bagoes mengatakan bantuan alat berat hanya satu unit milik DPUPR. Itupun dikonsentrasikan ke wilayah paling terdampak di Jatiyoso. Sedangkan lokasi lain mengandalkan cara manual. Yakni dengan cara menyemprotkan air ke timbunan material.
“Nah, kita juga jaga-jaga jika muncul longsor susulan. Sebab hujan mengguyur setiap saat,” ujar Bagoes.