Kiev, Gatra.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan kesediaannya untuk membahas tuntutan Rusia, agar Kyiv mengakui Krimea yang dicaplok dan wilayah pro-Moskow yang memisahkan diri. Pernyataan itu diungkapkan dalam sebuah wawancara dengan ABC News, yang diterbitkan Selasa (8/3).
“Saya pikir hal-hal mengenai wilayah yang diduduki sementara dan republik semu yang tidak diakui oleh siapa pun selain Rusia, kita dapat mendiskusikan dan menemukan kompromi tentang bagaimana wilayah ini akan terus hidup,” kata Zelenskiy.
Kremlin mengatakan pada hari Senin bahwa mereka siap untuk menghentikan kampanye militer, mematikannya "dalam sekejap" jika Ukraina memenuhi tuntutannya, untuk mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia dan wilayah Donetsk dan Luhansk, yang separatis sebagai republik merdeka.
"Yang penting bagi saya adalah bagaimana orang-orang di wilayah yang ingin menjadi bagian dari Ukraina akan hidup," kata Zelenskiy kepada ABC News.
Namun dia menolak untuk menyerah sebagaimana 'ultimatum' yang telah diajukan oleh tim perunding Rusia dalam tiga putaran dialog yang sejauh ini selalu gagal mencapai gencatan senjata.
“Pertanyaannya lebih sulit daripada sekadar mengakuinya. Ini adalah ultimatum lain dan kami tidak siap untuk ultimatum (menyerah),” kata Zelensky.
"Saya siap untuk dialog, kami tidak siap untuk menyerah," tambahnya.
Kremlin juga mengatakan bahwa mereka ingin Kiev menghentikan aksi militer dan mengabadikan netralitas dalam konstitusinya, sebuah proposal yang juga tampaknya terbuka untuk Zelenskiy.
“Saya telah mendinginkan masalah ini sejak lama, setelah kami memahami bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina,” kata Zelenskiy.
Pemimpin Ukraina itu mengulangi seruannya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk merundingkan gencatan senjata dengannya secara langsung, sebagaimana keinginan yang sejauh ini ditolak oleh Kremlin.