Jakarta, Gatra.com – Dalam menjalankan peran industrial assistance, Bea Cukai berupaya secara konsisten menggandeng kementerian/lembaga lain untuk memberikan insentif dari sisi prosedural maupun fiskal kepada para pelaku usaha dalam negeri. Berbagai macam fasilitas ditawarkan guna meningkatkan daya saing produk dalam negeri untuk dapat bersaing di pasar internasional.
Sinergi dalam rangka meningkatkan ekspor terus dilakukan Bea Cukai di berbagai daerah. Kali ini kegiatan kunjungan dan diskusi dilaksanakan oleh Bea Cukai Gresik, Bea Cukai Banyuwangi, Bea Cukai Sumatera Bagian Timur, dan Bea Cukai Jawa Tengah DIY.
Kasubdit Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan, Hatta Wardhana mengungkapkan, sinergi secara konsisten dilakukan Bea Cukai guna mengembangkan potensi pelaku usaha dalam negeri yang memiliki potensi ekspor, sehingga daya saing akan meningkat dan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Bea Cukai Gresik melaksanakan asistensi dan kunjungan ke beberapa lokasi UMKM sentra tanaman hias bersama dengan Pemerintah Kabupaten Gresik. Glen, Ketua Asosiasi Tanaman Hias Gresik menyampaikan apresiasinya kepada Bea Cukai Gresik dan Diskoperindag Gresik atas asistensinya sehingga koperasi tanaman hias Gresik berani unruk ekspor mandiri dan sudah ada buyer dari Amerika, Jerman, Belanda, Korea Selatan, Jepang dan Singapura. Ia juga menyampaikan bahwa pemenuhan persyaratan ekspor mudah dilakukan.
Masih di Jawa Timur, Bea Cukai Banyuwangi menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan percepatan ekspor melalui bandara Banyuwangi yang diadakan oleh PT Angkasa Pura Kargo.
Dalam waktu dekat PT. Angkasa Pura Kargo akan mendatangkan pesawat yang lebih besar untuk mengakomodasi komoditi ekspor dari Banyuwangi yang jumlahnya semakin hari semakin bertambah banyak.
Sejalan dengan harapan PT. Angkasa Pura Kargo tersebut, Bea Cukai Banyuwangi mendukung secara penuh rencana tersebut. Dengan meningkatnya ekspor langsung melalui Bandara Banyuwangi dapat meningkatkan devisa yang diterima oleh daerah Banyuwangi. Selain itu, Banyuwangi akan lebih dikenal karena komoditas ekspornya. Menurut data yang disampaikan pihak Karantina, komoditi asal Banyuwangi yang diekspor langsung dari Banyuwangi baru mencapai angka 10%.
Sementara itu di Jawa Tengah, Kepala Kanwil Bea Cukai Jawa Tengah DIY, Muhamad Purwantoro mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus Kendal untuk berdiskusi dengan para pelaku usaha yang menjadi pilot project di sana.
Presiden Direktur Kawasan Industri Kendal Stanley Ang. Stanley menyampaikan perkembangan investasi di KEK Kendal dimana sampai dengan tahun 2021 nilai ekspor mencapai US$ 24 Juta.
“Tenaga kerja yang terserap hingga tahun 2021 sebanyak 11.380 orang dan kami menargetkan hingga tahun 2025 nanti sebanyak 20.000 tenaga kerja di dalam kawasan dan menumbuhkan lapangan pekerjaan baru bagi 60.000 orang di luar kawasan,” katanya.
Selanjutnya, pihak KEK Kendal menyampaikan berbagai kendala di lapangan dalam rangka uji coba aplikasi PP KEK.
“Sejauh ini implementasi pilot project aplikasi PP KEK sudah berjalan dengan cukup baik namun masih terdapat beberapa kendala utamanya terkait sistem yang masih dalam proses pengembangan. Kami berharap proses penyempurnaan sistem ini dapat dilaksanakan dengan tetap mengutamakan kelancaran proses bisnis perusahaan sehingga kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut Purwantoro menyampaikan bahwa pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Lembaga Nasional Single Window (LNSW) dan berbagai pihak yang berkaitan dengan pengembangan sistem untuk pilot project aplikasi PP KEK.
“Kami akan terus berupaya mendukung investasi dan mendorong ekspor, hal ini merupakan upaya kami dalam mendukung program PEN,” pungkasnya.
Situs web: www.beacukai.go.id
Facebook: https://www.facebook.com/beacukairi/
Twitter: https://twitter.com/beacukaiRI
Instagram: https://www.instagram.com/beacukaiRI/
Youtube : https://www.youtube.com/beacukaiRI