Karanganyar, Gatra.com- Penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT) secara tunai menyisakan problem baru keberlangsungan e-warong. Belum dipastikan keberlanjutan penyaluran bantuan oleh agen bank mintra pemerintah ini.
Dalam peralihan non tunai menjadi tunai, secara otomatis e-warong tak lagi dipakai. Biasanya, keluarga penerima manfaat (KPM) menebus ke e-warong berupa bahan makanan. Berdasarkan catatan Gatra.com, terdapat 135 e-warong yang tersebar di 17 kecamatan di Karanganyar.
Ditanya mengenai nasib e-warong akibat peralihan non tunai ke tunai, Kabid Pemberdayaan dan Pembinaan Sosial Dinsos Karanganyar Gunarto mengatakan presiden Jokowi menginstruksikan pemberian tunai BPNT berlaku di masa uji coba. Yakni Januari-Maret 2022. Belum ada instruksi lanjutan mengenai peralihannya secara permanen. Sehingga, dimungkinkan e-warong tetap dipakai pada pencairan di triwulan kedua dan seterusnya.
"Peralihan ke tunai ini sesuai instruksi presiden. Baru sebatas instruksi. Untuk Januari-Maret. Nah, setelah Maret belum ada instruksi lagi. Bisa jadi kembali ke non tunai. Artinya e-warong dipakai lagi," katanya kepada Gatra.com, Ahad (6/3).
Saat ini penyaluran secara tunai sudah selesai ditangani PT Pos Indonesia. Sasarannya ke 67.173 KPM. Tiap KPM berhak Rp600 ribu yang diberikan sekali tiap 3 bulan. Adapun jatah perbulan Rp200 ribu.
Kepala Kantor Pos Karanganyar, Luluk Maulidia mengatakan pencairan BPNT dilakukan di kantor desa atau kelurahan di sebagian daerah. Ia mengakui tidak sampai mengawasi sampai ke pemanfaatan dana. Namun petugas mengimbau supaya uangnya dibelanjakan sembako.
"Karena memang nama programnya bantuan sembako, maka meski diberikan tunai, sebaiknya dibelanjakan sembako juga," katanya.
Dana tersebut langsung diberikan tunai ke KPM. PT Pos Indonesia mendapatkan daftar calon penerima dari Kemensos. "Kita hanya menyalurkan. Untuk data penerima dari Kemensos," katanya.