Pati, Gatra.com - Seorang bocah berusia 6 tahun di salah satu wilayah Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, diduga menjadi korban pencabulan di sebuah gudang musala selepas Magrib. Mirisnya, diduga pelaku adalah tetangganya sendiri yang masih berusia 16 tahun.
Ibu korban mengungkapkan, kejadian tersebut terjadi pada Selasa (1/3) lalu. Saat itu, korban pergi ke musala untuk salat Isya. Nahasnya sesampainya di musala, korban malah dikunci di dalam gudang musala oleh pelaku. Dan di sanalah perbuatan keji tersebut terjadi.
"Saat itu, Tiba-tiba datang dua teman anak saya ke rumah dan cerita kalau anak saya diganggu oleh pelaku. Saya langsung ke musala dan menyelamatkan anak saya. Sesampainya di sana, anak saya bilang jika alat vitalnya dimasukkan benda. Enggak tahu bendanya apa, kan masih kecil," ujarnya belum lama ini.
Pelaku yang masih di lokasi, juga sempat ditanya oleh ibu korban. Hanya saja, terduga tidak mau mengaku dan malah bergegas lari meninggalkan korban dan ibunya.
Setelah kejadian, ibu korban juga sempat mendatangi rumah orangtua pelaku untuk meminta pertanggungjawaban. Hanya saja malah mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan secara verbal dari keluarga pelaku.
"Anak saya setelah kejadian itu selalu kesulitan untuk buang air kecil dan mengaku sakit. Juga enggak mau lagi pergi salat berjemaah ke musala itu," tuturnya.
Lantaran hal tersebut, ibu korban segera membawa anaknya ke puskesmas untuk diperiksa secara medis. Oleh dokter disebut, jika bagian sensitif korban telah rusak. Hanya saja, dokter tidak berani memastikan benda apa yang telah merusak alat vital gadis kecil tersebut.
"Saya segera melaporkan kejadian ini ke Polsek Kayen. Dari situ, saya diarahkan ke unit perlindungan perempuan dan anak Polres Pati itu hari Rabu (2/3]. Sudah visum juga di KSH Pati," bebernya.
Ditambahkan, korban yang dulunya merupakan seorang anak yang periang, kini selalu murung dan takut bertemu orang lain.
"Kadang-kadang enggak ada apa-apa anak saya nangis sendiri. Saya sebagai ibu, enggak tahu mau apa lagi. Harapan saya diproses hukum sampai tuntas. Kasian anak saya, luka mental membekas selamanya, bagaimana masa depan anak saya," ungkapnya.