Karanganyar, Gatra.com - Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Kartu Sembako diterima 67.173 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Karanganyar, Jateng secara tunai. Penyalurannya melalui PT Pos Indonesia mulai 24 Februari-5 Maret 2022.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karanganyar, Sugeng Raharto usai mendampingi pantauan penyaluran BPNT bersama Anggota Komisi VIII DPR, Endang Maria Astuti di balai desa Macanan Kebakkramat, Jumat (4/3).
"Ini merupakan instruksi presiden. Bahwa BPNT di triwulan pertama tahun 2022 disalurkan tunai," katanya kepada wartawan.
Paket sembako BPNT dulunya berisi 15 kilogram beras, daging, sayuran, tahu atau tempe, telur dan sebagainya. Nilai per paket Rp200 ribu. KPM menebusnya ke e-warong per tiga bulan.
Pada perubahan penyaluran dari sembako ke uang tunai, KPM mengambilnya ke kantor pos dengan terlebih dulu verifikasi faktual oleh petugas. Yakni surat pemberitahuan dan KTP penerima.
Sugeng mengatakan, antrean panjang disaksikannya saat pantauan di lokasi jemput bola pencairan BPNT. Itu karena proses verifikasi faktual membutuhkan waktu ekstra.
"Idealnya satu orang KPM dilayani maksimal dua menit. Nah, ini bisa sampai 5 menit. Sehingga antrean jadi lama," katanya.
Hal itu dipicu tak banyak verifikator diterjunkan ke lokasi jemput bola. Petugas kantor pos pun berjumlah terbatas.
"Verifikasi barcode, KTP dan cocok enggak yang datang dengan undangan. Ini membutuhkan waktu," katanya.
Sementara itu Endang Maria Astuti mengatakan pantauan pencairan BPNT menjadi materi rapat kerja mendatang dengan Mensos.
"Kita lihat plus minusnya, terutama dari perangkat penyalur. Penumpukan antrean itu terjadi. Karena ini masih pandemi, sebaiknya dicari format tepat, cepat dan aman," katanya.
Ia menanti Mensos menyampaikan alasan mengapa BPNT disalurkan secara tunai. Ia melihat masyarakat lebih baik mereapons dibanding BPNT disalurkan bahan makanan.
"Kalau tunai, kelebihannya ketika menerima uang bisa belanjakan apa yang diinginkan. Sedangkan non tunai, sebagian merasa enggak sesuai yang dibutuhkan. Misalnya di luar Jawa. Ada yang membutuhkan ini tetapi datangnya itu. Ada pula datang ikan tapi sudah busuk dan persoalan lainnya," katanya.