Sukoharjo, Gatra.com- Sri Mulyani rela antre demi mendapatkan minyak goreng dengan harga Rp14 ribu per liternya. Walaupun dibatasi hanya boleh membeli satu liter, ia merasa senang. Sebab, sebelumnya dia membeli minyak goreng dengan harga Rp20 ribu per liter.
"Alhamdulilah, saya sebagai pedagang nasi uduk sangat terbantu dengan minyak goreng murah ini, karena cari dimana-mana langka dan masih tinggi harganya," ungkapnya usai mendapatkan minyak goreng pada operasi pasar minyak goreng di Gedung Pusat Promosi Potensi Daerah (GP3D) Graha Wijaya Sukoharjo, Kamis (3/3).
Sri Mulyani mengaku, harga minyak goreng di pasar bisa mencapai Rp35 ribu per dua liter. Sementara di warung kelontong masih diharga Rp20 ribu per liter. "Saya sehari pemakaian minimal dua liter, jadi ini kesini ngajak anak-anak saya biar bisa beli double," ungkapnya.
Untuk mensiasatinya, setiap hari ia rela mencari promo di sejumlah swalayan di Sukoharjo. Meskipun antri panjang ia rela agar bisa mendapatkan minyak goreng subsidi.
"Kalau memang ada harga miring ya diusahakan operasi pasar minyak goreng seperti ini lebih banyak lagi, jadi ini sangat terbantu sekali. Bukan untuk dijual lagi tapi digunakan untuk masak bahan-bahan yang dijual," harapnya.
Operasi Pasar minyak goreng untuk masyarakat digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo bersama Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Disdagkop UKM) Kabupaten Sukoharjo dan menggandeng PT Astra Argo Lestari. Bupati Sukoharjo Etik Suryani, didampingi Wakil Bupati Sukoharjo Agus Santosa dan sejumlah pejabat hadir memantau kegiatan pembelian minyak goreng. "Sebelumnya kita mengajukan surat ke Kementerian Perdagangan melalui provinsi dan terealisasi 4.800 liter minyak goreng," ucap Bupati.
Meski dalam operasi ini menyediakan ribuan liter minyak goreng, namun setiap pembelian dibatasi. Masing-masing pembeli hanya bisa mendapatkan 1 liter minyak goreng kemasan dengan harga Rp14 ribu per liter. Hal ini dengan tujuan agar seluruh masyarakat dapat membeli minyak goreng dan menghindari ulah penimbun minyak goreng.
"Ini untuk masyarakat umum, tidak perlu menunjukkan KTP, hanya setelah beli wajib menyelupkan tangan ke tinta, jadi semisal satu keluarga ada empat anggota ya monggo, boleh saja," kata Bupati.
Seperti diketahui, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu yang terimbas oleh kelangkaan minyak goreng yang terjadi secara nasional. Sebelumnya, Bupati bersama instansi terkait menggelar inspeksi mendadak ke pasar tradisional dan pabrik pengemasan minyak goreng kemasan di CV Rukun Makmur Grogol, Sukoharjo.
"Operasi pasar minyak goreng ini merupakan tindak lanjut dari arahan Bupati Sukoharjo untuk mengendalikan harga minyak goreng yang saat ini dipasaran masih di atas HET (Harga Eceran Tinggi)," tandas Kepala Disdagkop UKM Sukoharjo Iwan Setiyono.