Banjarbaru, Gatra.com - Kota Banjarbaru sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang baru, menggantikan Kota Banjarmasin menjadi sorotan semua pihak.
Khusus di sektor pertanian, Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarbaru diharapkan tidak mudah memberikan izin untuk developer perumahan yang akan membagun di lokasi yang selama ini sebagai lahan pertanian.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kalsel, Syamsir Rahman mengungkapkan, selama ini Kota Banjarbaru menjadi pemasok sayur - mayur dan buah - buahan ke berbagai daerah di Kalsel. "Kita khawatir setelah menjadi ibu kota provinsi, lahan pertanian akan makin berkurang karena dijadikan lahan perumahan. Banjarbaru kini menjadi magnet untuk orang hijrah ke sana," ujar Syamsir kepada Gatra.com, Rabu (2/3).
Karena itulah, Syamsir meminta Wali Kota Banjarbaru untuk menjaga lahan pertanian yang produktif agar tidak berubah fungsi, sehingga Banjarbaru tetap menjadi klaster holtikultura di Kalsel.
"Saya sudah bicara dengan Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin. Alhamdulillah kita satu pemahaman dan pak Aditya berjanji tidak akan obral izin untuk developer yang mau bikin perumahan di lahan pertanian," ungkapnya.
Kota Banjarbaru, lanjut Syamsir, memang punya lahan pertanian sawah yang sempit, namun berpotensi sebagai klaster pengembangan tanaman hortikultura, seperti cabe, melon, tomat, semangka, labu, bawang, terong dan lainnya.
"Saat ini petani milenial di Banjarbaru sudah makin banyak mengembangkan sektor holtikultura. Pemprov Kalsel sangat mendukung. Selain memasok kebutuhan sendiri juga berpotensi memasok kebutuhan ibukota negara di Kaltim," ujarnya.
Syamsir menyebut, di Banjarbaru,ada petani milenial yang sukses dalam mengembangkan holtikultura. "Namanya Alfin. Dia punya lahan dua hektar yang ditanami berbagai jenis sayur. Lahan pertanian dia beri nama Alfatani Berkah Semesta berlokasi di Jalan SMA 3 Kecamatan Cempaka, Banjarbaru," bebernya.
Pemprov Kalsel, sangat mendukung apa yang dilakukan Alfin dengan memberikan bantuan mengatasi serangan hama, termasuk penanganan pasca panen, maupun kebutuhan modal kredit usaha dari perbankan. "Yang paling penting adalah menjaga harga supaya tetap stabil. Petani tidak bisa sendiri. Kita selalu hadir bersama mereka," ujar Syamsir..
Reporter: Anas Aliando