Pekanbaru,Gatra.com - Kelompok petani sawit yang tergabung dalam Sawit Masa Depan (Samade), telah mengutarakan aspirasinya agar masa jabatan Presiden Jokowi diperpanjang.
Aspirasi itu disuarakan langsung pada Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartato,di Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Kamis (25/2) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga menerima aspirasi Samade, dan akan membicarakan hal itu dengan partai politik lainya.
Kepada Gatra.com, Ketua Umum Samade,Tolen Kateren, mengaku keinginan pihaknya agar jabatan Presiden Jokowi diperpanjang mengalir begitu saja.
"Mengalir lantaran pemerintahan yang sekarang dianggap telah menyentuh kepentingan petani sawit, seperti membaiknya harga tandan buah segar (TBS)," ungkapnya melalui pesan tertulis kepada Gatra.com, Rabu (2/3).
Sebagai informasi, harga TBS belakangan ini memang menunjukkan tren menggembirakan. Jika beberapa tahun belakangan harga TBS bekisar diangka Rp2.000 per kilogram. Pada tahun 2022 bandrol TBS menembus angka Rp3000- an per kilogram.
Bahkan pada awal Maret 2022 harga TBS di Riau untuk usia 10-20 tahun mencapai Rp3.930, 94 kilogram.
"Kenaikan TBS itu hanya satu hal, belum lagi peremajaan (replanting) sawit yang disupport pakai dana sawit. Pun begitu dengan upaya pemerintah memberesi persoalan tanah petani yang terlanjur dalam kawasan hutan," beber Tolen.
Sebagai informasi, Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf menargetkan program peremajaan sawit rakyat mencapai 540.000 hektare pada tahun 2022. Guna mencapai program tersebut pemerintah menggelontorkan duit triliunan rupiah saban tahun. Sebagai gambaran pada tahun 2021 pemerintah mengalokasikan dana untuk program ini sebesar Rp5,5 triliun.
Adapun peremajaan sawit rakyat dilakukan dengan cara menggelontorkan dana Rp30 juta/hektare pada petani, dengan maksimal lahan seluas 4 hektare untuk setiap petani. Dana ini disalurkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS).
Besarnya perhatian pemerintah pada sektor ini, sejalan dengan peran kelapa sawit bagi ekonomi negara. Pada tahun 2020 ekspor komoditas sawit mencapai USD 22,97 miliar atau setara dengan Rp 321,5 triliun.
"Jadi kalau misalnya jabatan Presiden Jokowi diperpanjang hingga 2027, petani berharap selama itu, pemerintah sudah benar-benar menyelesaikan persoalan petani. Kalau pemerintah segera berganti, belum tentu persoalan petani bisa tuntas dan program yang dirasakan oleh petani saat ini, bisa terus berjalan," pungkasnya.