Purbalingga, Gatra.com – Kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pribumi, Purbalingga, Jawa Tengah memulai ekspor perdana biji kopi robusta ke Mesir. Peluncuran dan pelepasan ekspor perdana ini ditandai dengan prosesi pecah kendi, Rabu (2/3).
Ketua UMKM Pribumi Muhajirin mengungkapkan kopi yang diekspor perdana dalam bentuk green bean atau biji kopi mentah ini sebanyak 38,4 ton atau 2 muatan truk kontainer. Biji kopi ini diserap dari para petani kopi berbagai kabupaten, termasuk Purbalingga.
“Kami sudah kontrak, sudah MoU dengan buyer dari Mesir itu per bulan 10 sampai 15 kontainer dan kontrak sampai satu tahun. Insyaallah, kami mampu, kita punya jaringan dan jaringannya tidak hanya di Purbalingga,” ungkap Muhajirin.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Drs Agus Winarno MSi mengapresiasi dengan adanya ekspor perdana kopi robusta ini. “Mudah-mudahan perdananya ini ada kelanjutannya sampai never ending,” kata Agus.
Menurutnya, pasar menjadi hal yang penting dalam bisnis. Karena sebagus apapun produk jika tidak bisa menjual maka tidak bisa diuangkan.
“Lha ini dengan adanya ekspor, meski masih gabungan dari berbagai kabupaten kami berharap lama-lama akan didominasi oleh produk kita (Purbalingga). Karena berangkatnya dari Purbalingga dan pengusahanya juga dari Purbalingga sehingga petani Purbalingga yang diutamakan,” ujar dia.
Menurut dia, ekspor ini menandakan kebutuhan kopi yang meningkat. Hal ini juga akan mendorong secara backward linkage agar petani-petani kopi ini memproduksi kopi dengan kualitas yang diharapkan pembeli.
“Nah di sini sudah datang Kepala Dinas Pertanian tentu kewajiban bagi beliau untuk bagaimana membina petani kita agar menanam kopi tidak hanya menanam sesuai varietas yang dibutuhkan tapi juga cara memelihara, memetiknya dan pasca panennya, supaya menghasilkan green bean yang sesuai harapan pembeli,” katanya.
Agus mengungkapkan ada beberapa daerah di Purbalingga sebagai penghasil komoditas kopi, seperti Karangjambu, Karangreja, Karangmoncol dan Rembang. Mereka menanam kopi baik di lahan sendiri maupun lahan kerja sama dengan Perum Perhutani dengan skema Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBS).
”Sejauh ini kopi Purbalingga ada yang dipasarkan secara lokal dan ada yang diekspor, akan tetapi ekspornya tidak secara langsung seperti ini, ekspornya masuk ke eksportir,” ucap dia.