Jenewa, Gatra.com - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dalam pernyataannya di Konferensi Perlucutan Senjata, Jenewa Swiss, Selasa, (1/3) menegaskan kehadiran senjata nuklir Amerika Serikat (AS) di sejumlah negara Eropa tidak dapat diterima.
“Tidak dapat diterima karena senjata nuklir AS masih tetap berada di sejumlah negara Eropa yang bertentangan dengan poin-poin dasar Perjanjian Non-Proliferasi," tegasnya, melalui sebuah video yang sudah direkam sebelumnya.
Lavrov seharusnya menghadiri sesi itu secara langsung tetapi kunjungan itu dibatalkan. Pidato Lavrov dalam konferensi tersebut disampaikan melalui rekaman video yang dilansir kantor berita Rusia Tass.
Lavrov menyampaikan pidatonya saat peserta konferensi banyak meninggalkan ruangan. Karena sebagian besar diplomat termasuk Prancis dan Inggris melakukan aksi walk-out untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina. Mereka berdiri melingkar di luar pertemuan selama pidato Lavrov, sambil memegang bendera Ukraina.
Baca juga: Delegasi UE Walk Out Saat Menlu Rusia Pidato
Pada pertemuan yang sama, menteri luar negeri Ukraina menuduh Rusia melakukan kejahatan perang melalui penembakan di negaranya. Ukraina menyerukan pertemuan khusus untuk membahas agresi Rusia dan senjata pemusnah massal.
Dalam pidato itu Lavrov juga menegaskan praktik buruk misi nuklir bersama dengan partisipasi negara-negara NATO non-nuklir terus berlanjut.
"Selama misi seperti itu, penggunaan senjata nuklir melawan Rusia sedang dipraktikkan," katanya. "Senjata nuklir milik AS seharusnya sudah dikembalikan ke rumah, dan infrastruktur pendukungnya di Eropa seharusnya sudah lama dihilangkan," ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa Rusia selalu percaya bahwa tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir dan bahwa perang seperti itu tidak boleh terjadi.
Menurut Lavrov, prinsip ini telah ditegaskan pada 16 Juni 2021, melalui pernyataan bersama presiden Rusia dan AS, serta pada 28 Juni 2021, pernyataan bersama para kepala Rusia dan Cina.
"Di bawah, Rusia dengan inisiatif dan partisipasi aktifnya, pernyataan bersama para pemimpin lima kekuatan nuklir dikembangkan dan diadopsi pada 3 Januari tentang pencegahan perang nuklir dan pencegahan perlombaan senjata," jelas Lavrov.