Jakarta, Gatra.com - Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri memeriksa afiliator lain di kasus dugaan penipuan berkedok trading binary option.
"Ya di kita mungkin ada dua lagi, dari keterangan saksi ya. Saksi mengatakan ada dua," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Whisnu Hermawan kepada wartawan, Selasa (1/3).
Ia menambahkan, dalam kasus Binomo yang ditangani pihaknya juga mengarah kepada afiliator lain selain Indra Kenz. "Saya juga ada pengembangan untuk tersangka afiliator lain, tapi saat ini saksinya masih kita dalami," ujarnya.
Sementara itu, kuasa hukum korban Binomo, Finsensius Mendrofa mengatakan korban sangat berharap kasus ini bisa dituntaskan polisi. Bahkan, para afiliator lain juga harus diperiksa.
"Kami harap penyidikan tidak hanya berhenti kepada IK tapi juga kepada aplikasi Binomo dan afiliator lainnya termasuk binary option selain Binomo," kata Finsensius, Selasa (1/03).
Menurutnya, sosok affiliator lainnya sama dengan Indra Kenz yang merupakan influencer. Setidaknya ada tiga inisial afiliator yakni DS, EL, dan PS. Namun, Finsensius enggan menyebutkan identitas lengkap para afiliator itu.
Diduga, afiliator berinisial DS tersebut adalah Doni Sasake yang juga turut mempromosikan binary option. Doni Sasake adalah afiliator Binomo yang secara masif mempromosikan trading Binomo. Dengan lebih dari 129 ribu subscriber di akun YouTubenya, Doni Sasake gencar memberikan edukasi seputar binary option.
Seperti halnya Doni Sasake, sosok Erwin Laisuman juga menjadi sorotan. Sebagai influencer, Erwin Laisuman diduga menjadi afiliator yang akan diperiksa polisi. Erwin Laisuman juga gencar mempromosikan binary option. Erwin Laisuman mengaku mempelajari teknikal analisis sampai akhirnya bisa membukukan profit.
Selain itu, Erwin Laisuman juga menjadi YouTuber dengan lebih dari 60 ribu subscriber. Melalui kanal YouTube-nya, yakni Laisuman, ia membagikan ilmunya mengenai dunia trading.
Sedangkan inisial PS, belum diketahui siapa sosoknya. Namun, yang jelas, Satgas Waspada Investasi (SWI) sedang meminta keterangan dari beberapa orang seperti Vincent Raditya dan Kenneth William.