Ankara, Gatra.com – Kantor kepresidenan Turki mengatakan bahwa Presiden Tayyip Erdogan mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan mitranya dari Belarusia Alexander Lukashenko, untuk membahas perkembangan invasi Rusia ke Ukraina.
Dikutip Reuters, Selasa (1/3), menurut kantor Erdogan, kedua pemimpin negara membahas pembicaraan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Namun dilaporkan bahwa pembicaraan tersebut tidak mencapai terobosan baru. Para delegasi belum mengatakan kapan pertemuan akan berlangsung lagi.
Kantor Erdogan menyampaikan kepada Lukashenko bahwa Turki akan terus melakukan upaya untuk menghentikan perang dan memulihkan perdamaian. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai “operasi khusus.”
Pemimpin Turki mengatakan pada hari Senin bahwa negaranya tidak dapat meninggalkan hubungannya dengan Rusia atau Ukraina. Ia juga menambahkan bahwa Ankara akan menerapkan pakta melalui selat di perairan Turki, yang mengarah ke Laut Hitam untuk mencegah eskalasi perang.
Turki yang juga sekutu NATO pada hari Minggu menyebut invasi Rusia sebagai "perang," yang memungkinkannya untuk menggunakan pasal-pasal di bawah perjanjian internasional 1936, yang akan membatasi perjalanan beberapa kapal Rusia dari selat Turki.
Turki sebelumnya telah menawarkan untuk menjadi penengah dalam krisis antara Rusia dan Ukraina. Mengingat Turki berbagi perbatasan laut dengan kedua negara dan memiliki hubungan baik dengan mereka.
Lukashenko mendukung serangan militer yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina, setelah sebelumnya memainkan peran sebagai perantara antara kedua tetangga.
Dia mengatakan pekan lalu bahwa pasukan dari negara bekas Sovietnya, dapat saja mengambil bagian dalam operasi militer Rusia melawan Ukraina jika diperlukan.