Jakarta, Gatra.com - Angka kesembuhan harian Covid-19 pada Jumat, 25 Februari 2022, mencatat rekor tertinggi sejak awal pandemi sebesar 61.361. Angka ini melewati rekor sebelumnya pada 6 Agustus 2021 yang sempat menyentuh angka 48.832.
Sementara, jumlah kasus harian pada Jumat (25/2) juga mengalami penurunan menjadi 49.447 kasus dari sebelumnya 57.426 kasus pada Kamis, 24 Februari 2022. Kemudian tren perawatan pasien virus corona di rumah sakit pada Jumat (25/2) turut terpantau melandai di angka 37 persen dari total kapasitas nasional. Atau menurun 1 persen dibandingkan pada Kamis (24/2). Angka ini rata-rata stabil dalam lima hari terakhir sejak 20 Februari 2022.
"Hari ini kita mencatat sejumlah indikator penanganan pandemi menunjukkan angka positif, mulai dari angka kesembuhan, kasus harian, positivity rate, dan juga angka pasien Covid-19 yang dirawat. Namun demikian, kita tidak boleh kemudian lalai," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmizi, dilansir dari rilis yang diperoleh Gatra.com pada Sabtu (26/2).
"Justru perkembangan ini harus membuat kita semakin berupaya lebih keras untuk dapat segera memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia. Dari sisi pemerintah, kami terus berupaya menurunkan angka kasus dan memperkuat layanan kesehatan," ia menambahkan.
Menurut data Kemenkes, selama periode 15-24 Februari di Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan (positivity rate) menurun dari 17,5 persen (15/2) menjadi 16 persen (24/2). Disusul Banten 23,5 persen (15/2) menjadi 20,7 persen (24/2), Bali 13,5 persen (15/2) menjadi 10,4 persen (24/2), Kalimantan Selatan 14,8 persen (15/2) menjadi 13,8 persen (24/2), Nusa Tenggara Barat (NTB) 11,2 persen (15/2) menjadi 9,4 persen (24/2), Maluku 6,2 persen (15/2) menjadi 4,1 persen (24/2), Papua 12,7 persen (15/2) menjadi 11,8 persen (24/2), Papua Barat 14,5 persen (15/2) menjadi 12,8 persen (24/2).
"Salah satu upaya menurunkan angka kasus dan memutus rantai penyebaran Covid-19 adalah melalui peningkatan laju vaksinasi, baik untuk dosis primer maupun lanjutan (booster). Vaksinasi telah terbukti mampu melindungi masyarakat dari risiko terburuk hingga kematian, khususnya bagi lansia, anak-anak, dan masyarakat yang memiliki komorbid. Ketiga kelompok masyarakat ini, menurut penelitian, sangat rentan terpapar dan menderita risiko terburuk akibat Covid," ujar Nadia.
Selain itu, vaksinasi Covid-19 diakui oleh ahli kesehatan menjadi salah satu upaya meminimalisir kesakitan dan risiko kematian akibat virus menular tersebut. Vaksinasi bahkan dianjurkan kepada pengidap komorbid, tentunya disertai rekomendasi dari dokter atau tenaga medis. Diketahui risiko kesakitan hingga meninggal bagi pasien Covid-19 dengan komorbid jauh lebih besar daripada non komorbid.
Terlebih, risikonya akan meningkat apabila pasien komorbid belum mendapat vaksinasi lengkap. Kelompok lanjut usia (lansia) juga dianjurkan segera untuk mendapatkan vaksinasi lengkap dan booster.
"Hal yang terpenting saat ini adalah membangun imunitas penduduk dengan vaksinasi dan protokol kesehatan. Khususnya bagi lansia ketika divaksinasi lengkap dan mampu mengontrol komorbid, maka risiko keparahan akibat Covid-19 akan jauh lebih rendah," kata Nadia.
Pihaknya, sambung Nadia, juga kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak usah memilih-milih vaksin. "Apapun jenis vaksinnya selama telah memperoleh EUA (Emergency Use Authorization) dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan rekomendasi ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), aman untuk digunakan," kata Nadia.