Slawi, Gatra.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengecek langsung penyaluran bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah Jumat (25/2). Muhadjir meminta agar penyaluran bansos selesai pada awal Maret.
"Sesuai dengan perintah presiden dipercepat, sehingga awal Maret warga yang berhak bisa mendapatkan," kata Muhadjir saat mengecek penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kantor Pos Adiwerna.
Muhadjir meminta pemerintah daerah untuk ikut memantau, mengecek penyaluran, mendorong percepatan dan mengawal agar bansos yang antara lain disalurkan melalui kantor pos cepat disalurkan dan tepat sasaran.
"Dikawal agar betul-betul sampai pada yang berhak. Tidak boleh hanya dikirim, tapi tidak sampai ke yang berhak. Kalau uang sudah dimasukan ke rekening segera diberi tahu supaya KPM (keluarga penerima manfaat) tahu, agar bisa segera dimanfaatkan. Jangan sampai uangnya sudah dikirim, yang nerima belum merasa," tandasnya.
Muhadjir mengakui masih ada penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran. Menurut dia, kesalahan itu terus diminimalkan agar tidak terus terjadi.
"Kita kurangi seminim mungkin terjadi errornya, tapi kadang-kadang sulit dihindari. Saya mohon peran serta RT/RW melaporkan warganya, siapa yang berhak dan tidak. Pendamping warga dan pendamping desa ikut. Jadi yang dikirim ke Kemensos yang betul-betul berhak," ujarnya.
Dia mewanti-wanti agar pendataan penerima bansos tidak dipengaruhi oleh faktor jabatan dan pilihan pilkada. Hal itu merupakan bentuk diskriminasi. "Jangan sampai ada yang keluarganya pamong, tidak berhak dimasukkan. Jangan sampai dampak pilkada, nggak milih nggak diberi. Ini betul-betul untuk yang membutuhkan," ujarnya.
Bupati Tegal Umi Azizah mengungkapkan, jumlah penerima bansos BPNT tahap I berupa sembako tunai sebesar Rp600 ribu di Kabupaten Tegal sebanyak 52.631 keluarga penerima manfaat. Sedangkan penerima PKH sebanyak 69.766 keluarga penerima manfaat.
"Jumlah warga penerima ini dinamis. Adanya pandemi, selaras dengan meningkatnya jumlah warga miskin, KPM bertambah. Selama pandemi nambah, tapi tidak terlalu banyak," ucapnya.