Washington, D.C, Gatra.com - Presiden AS Joe Biden pada Kamis mengumumkan gelombang kedua sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Biden mengatakan langkah terbaru akan memotong "lebih dari setengah impor teknologi tinggi Rusia."

Biden mengatakan penerapan sanksi, akan berkoordinasi dengan Eropa, memblokir bank-bank terkemuka Rusia dari sistem keuangan AS dan mencegahnya melakukan operasi.

“Ini juga akan membatasi kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis menggunakan dolar, euro, pound, yen," katanya, dikutip Reuters, Kamis (24/2).

Presiden AS menambahkan bahwa sanksi itu akan membebani ekonomi Rusia, baik segera maupun dari waktu ke waktu.

Departemen Keuangan AS merilis daftar sanksi setelah pernyataan Biden.

Mereka termasuk dua lembaga keuangan terbesar Rusia dan beberapa orang yang dilaporkan memiliki hubungan dengan Putin.

CEO Rosneft, raksasa minyak, dan sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia juga ditunjuk, antara lain dalam daftar sanksi tersebut.

“Amerika Serikat mengambil tindakan signifikan dan belum pernah terjadi sebelumnya untuk menanggapi invasi lebih lanjut Rusia ke Ukraina, dengan memberlakukan ekonomi yang parah, yang akan memiliki efek langsung dan jangka panjang pada ekonomi dan sistem keuangan Rusia,” kata Departemen Keuangan AS.

Secara terpisah, Departemen Keuangan AS juga merilis daftar 24 individu dan entitas Belarusia karena dianggap mendukung Rusia melakukan invasi melalui sejumlah fasilitasi.

“Belarus menjadi semakin bergantung pada Rusia untuk dukungan ekonomi, politik, dan militer dalam beberapa tahun terakhir karena rezim tersebut telah mempertahankan kekuasaannya, setelah pemilihan presiden Agustus 2020 yang curang,” kata Departemen Keuangan AS.

Sedangkan sanksi individu diantaranya orang-orang Belarusia termasuk Viktor Khrenin, menteri pertahanan negara itu, dan Aleksandr Volfovich, Sekretaris Negara Dewan Keamanan Belarus.