Kiev, Gatra.com – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berjanji untuk tetap tinggal di Kiev saat pasukannya memerangi penjajah Rusia yang maju ke ibu kota. Peristiwa ini termasuk serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Rusia meluncurkan invansi lewat darat, udara, dan laut pada Kamis menyusul deklarasi perang oleh Presiden Vladimir Putin. Hal itu mengakibatkan sekitar 100 ribu orang melarikan diri saat ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar, serta puluhan warga tewas.
“(Musuh) telah menandai saya sebagai target nomor satu,” Zelenskiy memperingatkan dalam sebuah pesan video. “Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara. Saya akan tinggal di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina,” kata Zelenskiy seperti dilansir Reuters, Jumat (25/2).
Pejabat AS dan Ukraina menyatakan, Rusia bermaksud merebut Kiev dan menggulingkan pemerintah. Rusia pada Kamis telah merebut bekas PLTN Chernobyl di utara Kiev, di sepanjang rute terpendek ke ibu kota dari Belarusia, lokasi Moskow menempatkan pasukan.
Menurut Putin, Rusia sedang melakukan ‘operasi militer khusus’ untuk melindungi penduduk, termasuk warga Rusia, yang menjadi sasaran ‘genosida’ di Ukraina. Tuduhan ini dianggap Barat sebagai propaganda tak berdasar.
Ketika ditanya ihwal keselamatan Zelenskiy, Menteri Luar Negei AS Anthony Blinken menuturkan kepada CBS: “Sepengetahuan saya, Presiden Zelenskiy tetap berada di Ukraina pada jabatannya, dan tentu saja kami mengkhawatirkan keselamatan semua teman kami di Ukraina,” katanya.