New York, Gatra.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres membuat permohonan langsung dan berapi-api kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk menghentikan serangan militer Rusia di Ukraina. "Atas nama kemanusiaan," katanya, dikutip AFP, Kamis (24/2).
Berbicara setelah sesi darurat Dewan Keamanan, yang bertepatan dengan pengumuman presiden Rusia melakukan operasi militer terhadap Ukraina, Guterres meluapkan emosinya dengan mengatakan kejadian itu adalah "hari paling menyedihkan", selama masa jabatannya sebagai Sekjen PBB.
“Presiden Putin, atas nama kemanusiaan, bawa pasukan Anda kembali ke Rusia. Atas nama kemanusiaan, jangan biarkan dimulainya di Eropa apa yang bisa menjadi perang terburuk sejak awal abad ini,” katanya.
“Konflik harus dihentikan sekarang,” tambahnya.
Segera setelah pengumuman Putin, ledakan terdengar di ibukota Ukraina, Kyiv dan kota-kota lain.
Diplomasi intens selama berminggu-minggu di PBB dan di tempat lain untuk mencegah perang dan pengenaan sanksi Barat terhadap Rusia, akhirnya gagal dan tidak menghalangi Putin ,yang telah mengumpulkan antara 150.000 dan 200.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina.
Amerika Serikat mengatakan akan menyampaikan resolusi yang mengutuk agresi Rusia di Dewan Keamanan pada hari Kamis, melalui pemungutan suara yang diharapkan berlangsung pada hari berikutnya.
“Dewan perlu bertindak,” kata duta besar AS Linda Thomas-Greenfield.
Sesi rapat darurat PBB hari Rabu melibatkan pertengkaran yang sangat panas antara utusan Ukraina dan Rusia.
“Tidak ada api penyucian bagi penjahat perang. Mereka langsung ke neraka, Duta Besar,” kata Sergiy Kyslytsya dari Ukraina kepada mitranya dari Rusia, Vassily Nebenzia.
Nebenzia menjawab bahwa agresi Moskow tidak ditujukan pada rakyat Ukraina, melainkan “junta yang berkuasa di Kyiv.”
Berbicara kepada wartawan setelah sesi tersebut, Guterres mengatakan perang skala penuh akan menimbulkan korban jiwa yang sangat besar, dan memiliki dampak ekonomi yang menghancurkan akan dirasakan di seluruh dunia.
"Yang jelas bagi saya adalah bahwa perang ini tidak masuk akal... Dan itu akan menyebabkan, --jika tidak berhenti, tingkat penderitaan yang belum diketahui Eropa sejak, setidaknya, krisis Balkan," katanya.
Peringatan kemungkinan invasi Rusia telah meningkat selama berminggu-minggu, ketika Moskow mengerahkan pasukan di perbatasan Ukraina dan awal pekan ini mengakui kemerdekaan dua wilayah timur Ukraina, yang memisahkan diri.
Putin telah menentang rentetan kritik internasional atas krisis tersebut, dengan beberapa pemimpin Barat mengatakan dia tidak lagi rasional.
Pengumuman aksi militernya datang setelah Kremlin mengatakan para pemimpin pemberontak di Ukraina timur telah meminta bantuan militer Moskow untuk melawan Kyiv, dan menjelang pertemuan puncak terakhir yang melibatkan para pemimpin Uni Eropa di Brussel yang direncanakan pada Kamis.