Jenewa, Gatra.com - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menyampaikan, Indonesia terpilih menjadi salah satu negara yang menerima transfer teknologi vaksin mRNA.
"Dirjen WHO telah mengumumkan melalui press briefing yang saya juga hadir secara in person bahwa Indonesia telah dipilih sebagai salah satu negara penerima alih teknologi mRNA dari total 25 pernyataan minat alih teknologi yang diterima WHO," kata Retno dalam Press Briefing Menlu secara virtual, Kamis (24/2).
Retno memaparkan, dari total terdapat 25 negara yang memperoleh program pengembangan vaksin mRNA ini, ada 6 negara berasal Afrika, yakni Mesir Kenya, Nigeria, Sengal, dan Tunisia dan Afrika Selatan yang. Keikutsertaan enam negara ini telah diumumkan pada 18 Februari lalu.
Kemudian dari Asia, lanjut Retno, yang diumumkan pada hari ini, ada Indonesia, Bangladesh, Pakistan dan Vietnam.
Sementara dari Eropa ada Serbia. Lantas dari Amerika latin ada Argentina dan Brasil yang telah diumumkan pada 21 September 2021 yang lalu.
Retno menyebutkan dalam program ini, Korea Selatan akan berperan sebagai pendukung training center.
“Program WHO ini dilaksanakan di bawah mRNA vaksin teknologi transfer hub atau pusat alih teknologi mRNA guna mendorong alih teknologi secara luas dan cepat ke beberapa negara.” lanjutnya.
Di dalam press briefing tersebut, jelas Retno, Dirjen WHO menyampaikan bahwa pandemi mengajarkan pentingnya untuk meningkatkan produksi vaksin khususnya di negara berpenghasilan menengah dan rendah.
“Alih teknologi mRNA ini akan memberikan jaminan, bukan saja meningkatkan akses terhadap vaksin Covid-19, tetapi juga untuk penyakit lain, termasuk malaria, TBC dan kanker,” ujar Menlu.