Jakarta, Gatra.com – Treetan menggandeng Badan Pengurus Masjid Istiqlal (BPMI), Istiqlal Global Fund (IGF), Asosiasi Mandiri Penyelenggara Umroh Haji (AMPUH), Bank Syariah Indonesia (BSI), dan BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Cibitung untuk mewujudkan visi membangun ekosistem halal tourism.
“Insyaallah kerja sama yang telah terjalin dapat terus berjalan dan berkembang sehingga menciptakan ekosistem syariah yang kuat di Indonesia,” kata Aan Yugiastomo, CEO & Founder Treetan, dalam acara penandatanganan kerja sama tersebut di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (23/2).
Aan menyampaikan, pihaknya selaku marketplace yang mendigitalisasi proses pemesanan ibadah umrah, fokus membangun ekosistem wisata syariah dengan menggadeng beberapa asosiasi PPIU di Indonesia, salah satunya AMPUH.
Membangun ekosistem digital merupakan keniscayaan karena suatu produk harus didukung (support) oleh produk-produk lainnya atau sebaliknya. Karena itu, pihaknya menggandeng berbagai lembaga, di antaranya operator perjalanan halal tourism seperti asosiasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
“Nanti ada AMPUH, AMPUH itu ada 150 anggota PPIU. Mereka punya paket, jadi nanti paket yang akan diagregasi oleh Treetan sebagai platform digital,” ujarnya.
Untuk mendukung itu, lanjut Aan, pihaknya bekerja sama dengan BPRS HIK Cibitung dan BSI. Fungsi perbankan dalam ekosistem ini, yakni untuk mendukung pendanaan bagi masyarakat yang membutuhkan dana talangan maupun menabung.
“Itu betul-betul dikelola pada lembaga bisnis yang tepat, yaitu perbankan yang fungsinya untuk menabung dan juga dana talangan,” katanya.
Sedangkan kerja sama dengan pihak Istiqlal, yakni Istiqlal sebagai agen distribusi Treetan atau Treetan distribution channel (TDC) dalam mengagregasi produk-produk yang ada di ekosistem.
“Mereka [TDC] akan menjual produk-produk yang sudah kita kemas dengan para PPIU dan juga lembaga keuangannya, baik itu secara online dan offline. Biasanya kita sebut kalau onlin to offline itu OTO. Karena industri ini masih butuh touch, tidak bisa orang ini didirect pada sistem platporm digital kita,” katanya.
Sedangkan soal platform digitalnya, ada aplikasi yang sistem mesinnya disediakan Treetan. “Mereka tinggal gunakan software kita, baik itu penjualan dan settlement-nya itu nanti ter-record di sistem kita. Any time mereka ingin melihat, men-track penjualannya, keuangannya itu bisa dilihat langsung oleh mereka. Itu kira-kira yang akan dikembangkan Treetan bersama mitra dalam membangun ekosistem ke depannya,” kata dia.
Aan menjelaskan, adanya Treetan ini membuat proses pemesanan akan lebih mudah, terpusat, dan terstandarisasi. Informasi dapat diakses di manapun dan kapanpun, dengan kecepatan distribusi yang maksimal. Tidak hanya umrah, Treetan juga menyediakan perjalanan wisata domestik dan internasional.
“Ke depannya, Treetan akan bekerja sama dengan pelaku UMKM untuk mendigitalisasi proses pemesanan produk oleh-oleh sehingga mereka dapat memiliki pangsa pasar yang lebih luas,” katanya.
Sementara itu, Direktur BPRS HIK Cibitung, Donny M. Iskandar, menyampaikan, kerja sama ini sangat strategis karena core bisnis Treetan sudah digital. Pihaknya berupaya mengajak masyarakat dari berbagai daerah untuk menabung.
“Enggak hanya dari wilayah HIK saja karena ada platform digital. Yang memang saat ini ready itu tabungan umrah. Ada AMPUH mungkin jemaahnya ingin nabung dahulu, kita gandengan Treetan untuk mekanisme pendaftaran dan sebagainya,” kata dia.
Adapun produk yang sedang digodok pihaknya saat ini, yakni untuk menyediakan pembiayaan sehingga jemaah bisa berangkat umrah terlebih dahulu dan mencicilnya setelah berangkat.
“Kita sedang menyusun risk assessment criteria-nya, karena kan ini tidak berjaminan. Bagaimana kita meyakini setelah berangkat jemaah itu bisa nyicil. Jadi berangkat dahulu baru bayar,” katanya.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., menyampaikan, berbagai pihak, termasuk para menteri pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), di antaranya Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri BUMN Erick Thohir, Menkeu Sri Mulyani, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengharapkan Masjid Istiqlal bukan hanya sekadar konsentrasi di bidang keagamaan tetapi juga di bidang ekonomi umat dan kebangsaan.
Untuk itu, lanjut Nasaruddin, pihaknya memberikan kepada pihak-pihak yang mempunyai niat tulus untuk turut mewujudkan harapan berbagai pihak kepada Masjid Istiqlal. “Karena itu, policy Istiqlal saat ini berusaha memperbayak jaringan, stakeholder yang memberikan kontribusi dalam rangka mengemban amanah ini,” katanya.
Ia menyampaikan, pihaknya juga mengedepankan kehati-hatia agar kerja sama dengan berbagai pihak ini tidak dimanfaatkan untuk tujuan yang buruk sehingga tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari. “Namun kehati-hatian itu tidak akan menghambat,” ujarnya.
Nasaruddin memastikan bahwa kerja sama yang dilakukan Istiqlal dengan berbagai pihak atas sepengetahuan dan persetujuan Dewan Pimpinan Masjid Istiqlal karena setiap pekan, yakni pada hari Senin selalu disampaikan dalam rapat jika ada sesuatu yang baru dan selalu dilaporkan perkembangannya.
“Saya kira dengan demikian, teman-teman yang bekerja sama dengan IGF itu saya berikan suatu keyakinan dan jaminan bahwa insyaalah kerja sama ini sepengetahuan pimpinan Masjid Istiqlal,” ucapnya.