Pati, Gatra.com - Hanya dalam kurun 30 menit, satu mobil pick up yang mengangkut minyak goreng kemasan dalam operasi pasar di Alun-alun Kembangjoyo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, ludes diserbu warga. Begitupun ketika datang mobil pengangkut lainnya, hanya selang beberapa menit dibuka, langsung habis dibeli. Hal ini menyusul masih langka dan mahalnya minyak goreng.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati, Hadi Santoso mengatakan, menyediakan sebanyak 4.000 liter minyak goreng kemasan dalam operasi pasar kali ini. Minyak goreng kemasan sederhana isi satu liter dijual Rp13.500.
"Disdagperin Pati, Disperindag Provinsi, dan rekanan hari ini mengadakan operasi pasar minyak goreng untuk kemasan sederhana. Dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp13.500. Satu orang, kita batasi maksimal membeli dua liter saja," ujarnya di lokasi, Rabu (23/2).
Ia mengakui, untuk minyak kemasan di wilayah kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani masih cukup langka. Sehingga wajar, jika antrean warga yang ingin mendapatkan minyak goreng dengan harga murah sampai mengekor.
"Minyak goreng kemasan dari mulai distributor hingga ke agen memang masih agak sulit, makanya kita adakan operasi pasar ini," terangnya.
Pihaknya berencana menggelar operasi pasar lagi dalam waktu dekat. Hingga harga minyak goreng di pasar kembali stabil.
"Kita sedang mencari distributor dan produsen untuk kembali menggelar operasi pasar lagi. Harapannya masyarakat bisa memperoleh harga minyak goreng dengan harga yang sesuai. Rp14.000 untuk kemasan premium dan Rp13.500 untuk kemasan sederhana," jelasnya.
Yayah, warga Ngepungrojo mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng murah beberapa pekan terakhir. Sehingga, ketika mendengar ada operasi pasar, ia segera bergegas untuk mendapatkan jatah. Meski jarak antara rumah dengan Alun-alun Kembangjoyo cukup jauh. Mengingat di pasar, selain harganya yang mahal, minyak goreng juga langka.
"Di pasar masih mahal Rp28.000 per liter. Ini tadi tau langsung ke sini, lumayan dapat dua liter dengan harga Rp13.500. Kalau mahal sih enggak apa, yang penting barangnya ada. Lah ini, sudah mahal, langka pula. Kita sebagai ibu rumah tangga sangat kesulitan," sebutnya.