Caracas, Gatra.com- Presiden Venezuela, Nicolas Maduro menyebut Ukraina tidak ubahnya seperti wilayah koloni yang diperintah oleh Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Maduro bahkan menilai, saat ini Ukraina telah mengalami kerusakan besar.
"Ekonomi negara hancur. Ekonomi Ukraina dihancurkan oleh Biden dan NATO dengan seluruh propaganda yang ada saat ini, padahal tujuannya untuk mendirikan pangkalan dengan senjata nuklir yang ditujukan untuk menghadapi Rusia. Ini benar-benar tidak dapat diterima," jelas Maduro.
Pada kesempatan itu, Maduro menyampaikan sikapnya terhadap situasi di wilayah Ukraina. Menurutnya, Presiden Rusia Vladimir Putin selama ini selalu mencari solusi diplomatik untuk masalah dengan negara tetangganya itu.
"Perjanjian Minsk ditolak, diinjak-injak oleh elit penguasa di Ukraina yang telah menjadi sekutu tanpa syarat Amerika Serikat dan Eropa. Negara ini diperintah tak ubahya seperti tanah jajahan," katanya.
Sebelumnya, Maduro menyatakan dukungannya kepada Putin sehubungan dengan pengakuan Moskow terhadap Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk (LPR dan DPR). Maduro berpandangan bahwa pemimpin Rusia itu hanya berusaha menjaga perdamaian di wilayahnya. Maduro tetap mendorong penyelesaian lewat jalur diplomatik untuk meredakan ketegangan di Donbass.
Seperti diketahui, pada Senin (21/02) lalu, Vladimir Putin telah menandatangani dekrit yang mengakui kemerdekaan DPR dan LPR dan menginstruksikan Angkatan Bersenjata negara itu untuk menjaga perdamaian di wilayah tersebut. Setelah keputusan tersebut, sejumlah negara memberlakukan paket sanksi baru terhadap Moskow dan mengkritik keputusan tersebut.