Washington, D.C, Gatra.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken membatalkan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov yang direncanakan pada Kamis, setelah pengakuan Moskow atas dua wilayah separatis di Ukraina, sebagai wilayah independen.
Sebelumnya, Blinken telah setuju untuk bertemu dengan Lavrov, rekannya, hanya jika Rusia tidak menginvasi Ukraina.
"Sekarang kita melihat invasi dimulai dan Rusia telah memperjelas penolakannya terhadap diplomasi, tidak masuk akal untuk melanjutkan pertemuan itu saat ini," kata Blinken kepada wartawan setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Washington, dikutip Reuters Rabu (22/2).
Blinken mengaku masih berkomitmen untuk diplomasi "jika pendekatan Moskow berubah" dan akan melakukan apa pun yang dia bisa, "untuk mencegah skenario kasus yang lebih buruk, serangan habis-habisan di seluruh Ukraina, termasuk ibu kotanya".
"Tapi kami tidak akan membiarkan Rusia mengklaim kepura-puraan diplomasi pada saat yang sama mempercepat perjalanannya di jalur konflik dan perang," tambahnya.
Negara-negara Barat memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia pada hari Selasa, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui wilayah Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri pada hari Senin dan memerintahkan pasukan Rusia ke Ukraina timur untuk "menjaga perdamaian". Washington telah menolak pembenaran untuk mengerahkan pasukan dan menilai sebagai tindakan "omong kosong".
Seorang reporter Reuters melihat beberapa tank di pinggiran Donetsk semalam dan beberapa ledakan terdengar di kota Donetsk pada hari Selasa.
“Washington telah berkonsultasi dengan sekutu mengenai keputusan untuk membatalkan pembicaraan, yang dijadwalkan berlangsung di Eropa, sebelum memberi tahu Lavrov dalam sebuah surat pada hari Selasa,” kata Blinken.
Blinken mengatakan pidato Putin yang mengumumkan langkah itu "sangat mengganggu" dan menunjukkan kepada dunia bahwa Putin memandang Ukraina sebagai "bawahan Rusia" .
“Amerika Serikat dan sekutunya akan terus meningkatkan sanksi jika Rusia semakin meningkatkan agresinya terhadap Ukraina,” kata menteri luar negeri, itu.