Purworejo, Gatra.com-Pasar Purworejo, Jawa Tengah, hari ini resmi diresmikan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi. Pasar itu dulunya adalah Pasar Pagi Suronegaran yang kemudian dipindahkan ke lokasi baru di Jalan Kyai Brengkel.
Kedatangan Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN, Erick Thohir membawa rejeki bagi para pedagang dan pembeli di pasar induk itu. Pasalnya, beberapa distributor sejak Senin (21/2) sore, berbondong-bondong memasok minyak goreng yang sedang langka.
Mendadak, migor melimpah dan berharga murah di pasar terbesar di Purworejo ini. Untuk memperoleh 'jatah', setiap pedagang harus antri dengan membawa kupon. "Kami dapat harga Rp13.500 per liter. Maksimal kami boleh beli lima karton, per karton isi 12," kata Dadan, pedagang kelontong di Pasar Purworejo, Selasa (22/2).
Menurutnya, sebelum ada droping ia menjual minyak goreng di harga Rp20 ribu per liter. "Yang mahal sebenarnya bukan harga minyak gorengnya. Tapi salesnya mengharuskan kami belanja Rp500 ribu produk mereka terlebih dulu kalau mau kulakan minyak. Nah..untuk menutup barang-banmrang yang kurang laku dari distributor, maka kami menjual minyak dengan harga agak mahal dari HET," terang Dadan.
Baca juga: Sebelum ke Showroom, Cek Dulu Daftar Mobil yang Mendapat Insentif Pemerintah
Sementara itu, seoarng sales yang sedang melakukan droping minyak mengatakan bahwa, ia diminta melakukan pengiriman minyak sejak kemarin dan hari ini. "Kontrak kami hanya dua hari, selanjutnya belum tahu," kata sales dari FB Sembako Bandung ini.
Keluhan tingginya harga migor disampaikan oleh seorang pedagang gorengan, Tunasri. "Sehari saya butuh 2 liter minyak goreng. Kalau harga minyak nggak turun-turun, saya pusing. Mau naikkan harga gorengan ya kasihan pembeli," kata perempuan warga Perumahan Keseneng itu.
Selama ini ia menjual gorengan dengan harga Rp1.000 per biji. Ia berharap agar harga salah satu kebutuhan pokok itu segera normal apalagi menjelang puasa dan Lebaran yang ia khawatirkan makin melambung harganya.