Yerusalem, Gatra.com - Israel akan mengizinkan turis yang tidak divaksinasi masuk untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai, ketika serangan infeksi dan kematian yang disebabkan virus corona mulai menurun.
Pernyataan itu diungkapkan Perdana Menteri Naftali Bennett pada hari Minggu (20/2).
“Kami melihat penurunan yang konsisten dalam data morbiditas,” kata Bennett, dikutip AFP, Senin (21.2).
Israel menutup perbatasannya bagi pelancong atau wisatawan pada awal 2020, ketika virus corona menyebar ke seluruh dunia.
“Sudah waktunya untuk secara bertahap membuka apa yang kami tutup pertama di dunia,” kata perdana menteri.
Negara Yahudi itu juga mengklaim sebagai pelopor awal peluncuran vaksin nasional dan di antara negara-negara pertama yang menuntut sertifikat vaksinasi, yang disebutnya izin hijau (green pas), untuk memasuki berbagai fasilitas.
Di bawah aturan baru yang mulai berlaku pada 1 Maret, wisatawan perlu mengikuti tes PCR, sebelum menaiki penerbangan ke Israel dan tes kedua saat mendarat.
Warga negara Israel hanya akan diminta untuk mengikuti tes pada saat kedatangan.
Pada hari Kamis Bennett mengutip penurunan infeksi ketika ia mengumumkan berakhirnya izin hijau atau green pas.
Lebih dari 10.000 kasus baru COVID-19 dilaporkan pada hari Minggu di Israel, atau turun dari tertinggi lebih dari 85.000 kasus harian pada akhir Januari. Sebanyak 9.841 orang telah meninggal karena penyakit itu, termasuk tujuh dilaporkan pada Sabtu.
Upaya untuk membuka perbatasan bagi pengunjung yang divaksinasi November lalu gagal, hanya beberapa minggu akibat varian virus corona omicron yang menyebar cepat.