Banyumas, Gatra.com– Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah berencana kembali menggelar operasi pasar (OP) menimbang ketersediaan minyak goreng yang belum stabil. Akibatnya, harga minyak goreng masih tinggi di pasaran.
Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo mengatakan, sudah beberapa bulan terakhir banyak masyarakat yang mengeluhkan melonjaknya harga minyak goreng di pasaran. Walau pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp11 ribu per liter, namun masih banyak ditemukan minyak dijual dengan harga Rp18 ribu per liter.
“Bahkan terkadang barangnya sulit didapatkan. Naiknya harga tak hanya terjadi pada minyak goreng kemasan, tapi juga pada minyak goreng curah,” katanya, dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu malam.
Terkait harga minyak goreng ini, Sekda menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Wonosobo sebagaimana arahan bupati mengambil beberapa langkah terkait lonjakan harga dan kelangkaan minyak goreng di pasaran. Diawali dengan melakukan monitoring dan evaluasi melalui pantauan lapangan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Selanjutnya melaporkan temuan di lapangan dengan berkirim surat kepada Kementerian Perdagangan RI yang isinya permohonan dukungan ketersediaan bahan pokok masyarakat dengan harga terjangkau dan mengkaji kembali kebijakan dan mekanisme perdagangan minyak goreng sawit di dalam negeri.
Selain berkirim ke Kementerian Perdagangan, ungkap Andang, Pemda juga berkirim surat ke Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah untuk menyegerakan realisasi operasi pasar minyak goreng di Wonosobo.
“Alhamdulillah, dari surat yang kita layangkan kepada Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, sudah mendapat respon positif, minggu depan akan diadakan operasi minyak goreng yang akan dibagikan langsung ke konsumen seperti UMKM dan pedagang gorengan, makanan dan lainnya,” tandasnya.
Akhir pekan ini, sebanyak 200 drum minyak goreng curah atau sekitar 18 ribu liter telah dikirim oleh distributor ke Wonosobo guna dibagikan kepada agen minyak goreng yang selanjutnya dijual ke masyarakat dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah.
“Saya mengimbau kepada masyarakat Wonosobo untuk bersabar dan tidak terlalu panik berlebihan sehingga melakukan pembelian secara berlebih atau yang biasanya dikenal dengan istilah panic buying,” ucap dia.