Blora, Gatra.com - Bupati Blora Arief Rohman mendorong para petani untuk mengembangkan pertanian organik di tengah melambungnya harga pupuk kimia.
Selain lebih sehat, sistem pertanian ini juga tidak menggantungkan ketersediaan pupuk kimia yang semakin langka dicari.
"Petani biasanya mengeluhkan sulit pupuk. Nah dengan pertanian padi organik ini mereka dilatih membuat pupuk organik sendiri dengan bahan-bahan alami, yang tersedia di lingkungan sekitar seperti kotoran ternak, bungkil kelapa. Sehingga ketergantungan tepupuk kimia, perlahan pulih dan tanah subur kembali secara alami,” kata Arief saat melakukan panen perdana padi organik binaan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) di Desa Sonokidul Kecamatan Kunduran, Jumat (12).
Jika ini konsisten dilakukan, lanjut Bupati maka tanah akan subur, tanah juga banyak ikannya, belut. Hama tikus pun berkurang.
Menurut Arief, pertanian organik ini memiliki masa depan yang cerah di tengah sulitnya pupuk kimia bersubdisi dan anjloknya harga gabah dari hasil pertanian konvensional, yang masih bergantung pupuk kimia.
“Jika beras biasa harganya 8 ribu sampai 10 ribu per kilogramnya, beras organik ini bisa mencapai 12 ribu per kilogramnya. Lebih untung dan lebih sehat,” ujarnya.
Bupati berharap padi organik ini bisa terus dikembangkan ke seluruh wilayah Kabupaten Blora. Menurutnya saat ini sudah ada beberapa desa yang mengembangkan padi organik ini, diantaranya Desa Bajo, Kecamatan Kedungtuban yang dibina Pertamina, dan Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan yang dibina LPPNU juga, seperti Sonokidul.
"Padi organik ini sangat bagus ya, selain lebih sehat dikonsumsi juga harga jualnya lebih mahal sehingga petani lebih untung. Sedangkan pupuknya lebih ramah lingkungan, tanpa pupuk kimia sehingga kesuburan tanah bisa kembali secara alami pula," katanya.
Handoko, salah seorang petani padi organik mengaku optimis akan terus melanjutkan penanaman padi organik.
“Untuk tanam perdana ini variestasnya raja lele, hasil panennya memang masih sama seperti sebelumnya karena memang kesuburan tanahnya sedang proses pemulihan. Yang jelas lebih sehat karena tidak pakai pupuk kimia. Saya yakin nantinya akan memperoleh hasil lebih baik lagi. Sedangkan untuk harga gabah, untuk gabah biasa laku 4.500 per kg, untuk yang organik 5500 per kg dan bisa lebih, siap ditampung BUMDes,” kata Handoko.