Banjarbaru, Gatra.com - Sebagian besar masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) masih menolak perkebunan sawit di daerahnya.
Masyarakat beralasan, kalau Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) ditanami sawit secara besar - besaran, maka bencana banjir akan semakin parah merendam kabupaten berjuluk "Bumi Murakata" itu.
Menyikapi hal tersebut, Pemprov Kalsel tidak tinggal diam. Melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi (Disbunnak) Kalsel, kabupaten itu akan dijadikan lokasi pengembangan kopi jenis Robusta.
Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi mengungkapkan, antusias masyarakat HST menanam kopi sangat tinggi. Pemda HST bahkan sudah menganggarkan untuk pengembangan kopi di tahun 2022 seluas 10 hektar.
"Masyarakat HST juga sudah banyak yang menanam kopi secara swadaya di lahan miliknya. Ada yang dua hektar, lima hektar. Untuk bibit tidak ada kendala, karena sudah ada penyuplai dari Kalsel dengan menyediakan bibit kopi bersertifikat," ujar Suparmi kepada Gatra.com di Banjarbaru, Jumat (18/2).
Disampaikannya, visi dan prioritas Kalsel tahun 2022 salahsatunya pengembangan perkebunan kopi yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, juga berorientasi ekspor.
Suparmi menyebut, HST adalah salahsatu kabupaten penghasil karet terbesar di Kalsel. "Kita juga lakukan peremajaan dengan pola supradin dengan memanfaatkan lahan di sela karet dengan ditanami kopi. Ini bertujuan antisipasi saat harga karet turun dan produktifitas menurun," ujarnya.
Untuk kebutuhan kopi di Kalsel, beber Suparmi sangat tinggi. Produksi kopi lokal belum bisa memenuhi kebutuhan itu. "Produksi kopi Kalsel baru 1.200 ton per tahun dengan luas tanam 2.900 hektar. Otomatis belum mampu memenuhi. Trend ngopi tidak lagi orang tua, tapi digandrungi anak muda dan menyentuh semua level generasi," cetusnya.
Suparmi menyebut, kalau perkebunan kopi di Kalsel sudah berproduksi maksimal, maka pelaku usaha swasta sudah siap untuk melakukan ekspor, menjalin mitra dengan negara importir seperti Korea dan Eropa.
"Setiap kelompok penanam kopi yang sudah berproduksi, Pemprov Kalsel membantu alat pengering, penggoreng, penggiling, pengemas dan gudang. Dari tahun 2020 - 2021 kita sudah bangun tujuh unit," ujarnya.
Teks Foto: