Moskow, Gatra.com- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan, histeria terkait eskalasi di Ukraina tidak berkembang di wilayah Rusia, melainkan di Barat. Maka itu, menurutnya, semua pertanyaan terkait masalah ini harus ditujukan kepada Barat.
"Situasi semacam itu tidak berkembang di wilayah Rusia, itu berkembang di pikiran, otak, dan media Barat, terutama Amerika Serikat, Inggris, dan, tentu saja, Stoltenberg (Sekjen NATO) yang secara aktif membangun kondisi ini. Jadi semua pertanyaan tentang bagaimana menghadapi sesuatu yang mereka sebut dengan eskalasi ini harus ditujukan kepada mereka", tegas Lavrov sebagaimana dilansir RIA Novosti, Kamis (17/02).
Seperti diketahui, negara-negara Barat menyebut Rusia akan melancarkan invasi ke wilayah Ukraina. Namun, Moskow telah berkali-kali menampik kabar tersebut dan menyatakan menyatakan bahwa mereka tidak mengancam pihak mana pun.
Moskow balik menuding Barat dengan mengatakan isu invasi Ukraina tersebut sengaja digunakan sebagai dalih menempatkan lebih banyak peralatan militer NATO di dekat perbatasan Rusia.
Sebelumnya, lantaran kabar invasi Rusia ke Ukraina, sejumlah negara Barat seperti Amerika Serikat, Australia dan Kanada sampai mengambil keputusan memindahkan kedutaan mereka dari Ibu Kota Kiev ke Lviv, sebuah kota di Ukraina Barat. Sementara negara lain mengambil langkah dengan mengurangi jumlah diplomat hingga mengevakuasinya dari Kiev.
Menanggapi keputusan tersebut, Sekretaris Pers Presiden Rusia, Dmitry Peskov menyebut langkah sejumlah negara yang memindahkan kantor kedutaan besarnya dari Kiev sebagai histeria yang berlebihan dan tidak memiliki dasar.
Pihak Kremlin menegaskan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk memindahkan kedutaan besarnya dari Kiev. "Tidak, misi luar negeri kami terus bekerja. Tidak ada rencana seperti itu," tegasnya.