Denpasar, Gatra.com – Hajatan BRI Liga 1 membuka asa bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali dan sekitarnya. Kompetisi kasta tertinggi sepak bola di Indonesia yang digelar di Pulau Dewata sejak Desember 2021 itu berkontribusi meningkatkan geliat pelaku UMKM. Di sisi lain, penyebaran virus COVID-19 varian Omicron menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan BRI Liga 1.
Situasi tersebut tidak memundurkan langkah pelaku UMKM memanfaatkan peluang untuk meningkatkan omzet penjualan. Mereka berjuang “meracik” strategi dengan mengemas produk UMKM secara kreatif, meski dihantui pembatasan mobilitas dalam upaya penanganan kasus COVID-19.
Antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap BRI Liga 1 ditangkap pelaku UMKM melalui digitalisasi bisnis. Dengan menggelar lapak secara daring, pelaku UMKM bisa memperluas pangsa pasar dan memaksimalkan potensi penjualan.
Ni Nyoman Indrawati misalnya, pemilik usaha kerajinan patung dan cenderamata kayu di Kuta, Bali merengkuh manisnya geliat UMKM saat kompetisi BRI Liga 1. Bahkan, Nyoman menjadi salah satu pelaku usaha yang mendapatkan kucuran modal usaha dari BRI sebesar Rp100 juta. Dengan modal itu, ia mampu meningkatkan produksi untuk menjangkau segmen penjualan.
Bisnis yang terus berkembang, membuat Nyoman berkesempatan mengajukan proposal pengajuan modal. Alhasil, ia mendapatkan kembali dana KUR sebesar Rp400 juta dari BRI. Modal usaha yang diterima itu digunakan Nyoman untuk mengembangkan penjualan daring melalui marketplace khusus kerajinan bernama Novica.com.
Berkat kegigihan dalam upaya Go Digital, kerajinan yang ditawarkan Nyoman sudah menjangkau pasar internasional, salah satunya Malaysia. “Modal usaha yang kami terima ini sangat bermanfaat dan tentu mendorong kami untuk bisa tetap bertahan serta mengembangkan usaha kerajinan khas Bali hingga ke level internasional,” kata Nyoman.
Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto mengatakan, digitalisasi menjadi jembatan bagi pelaku UMKM untuk tetap resiliens sekaligus bertumbuh di masa pandemi ini. Hal itu berbanding lurus dengan hasil riset BRI Research Institute yang menyebut, digitalisasi bisnis dapat mendongkrak pertumbuhan penjualan hingga dua kali lipat lebih.
Solichin yang juga Direktur Pembina BRI Regional Office Denpasar itu menyatakan, kucuran modal yang diberikan BRI menjadi pemicu bagi pelaku usaha untuk tetap bisa mengembangkan usahanya di tengah pandemi. Karena itu, BRI hadir memberikan pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro agar pelaku usaha bisa naik kelas.
“Saat pandemi, rata-rata para pengusaha UMKM kesulitan mendapat modal untuk membiayai bisnis. Dalam situasi itu, BRI hadir dan mendampingi para pelaku UMKM untuk bisa mempertahankan optimisme dalam berbisnis, sekaligus mendorong mereka yang ingin Go Digital,” ungkap Solichin.
Merujuk data BRI Regional Office Denpasar Solichin memaparkan, data angka penyaluran KUR yang menggembirakan. Sepanjang 2021, KUR Mikro BRI di wilayah Bali dan Nusa Tenggara terserap hingga Rp9,2 triliun atau 102,16% dari target yang ditetapkan.
Solichin menambahkan, tahun ini, BRI juga aktif mengeluarkan sejumlah strategi untuk membangkitkan antusiasme sektor UMKM di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Komitmen itu tampak dari meningkatnya alokasi KUR Bali dan Nusa Tenggara menjadi Rp12,3 triiun pada 2022. Nilai tersebut setara dengan 4,73% dari alokasi KUR BRI pada 2022 secara nasional yang sebesar Rp260 triliun.
“Penyaluran KUR di Bali dan Nusa Tenggara ini mengalami peningkatan alokasi dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, BRI menyalurkan KUR Mikro di Bali, NTT, dan NTB sebesar Rp9,2 triliun atau 102,16% dari alokasi yang ditetapkan,” ujar Solichin.
Ia menambahkan, dengan alokasi itu sebanyak 341.390 masyarakat di Bali, NTB, dan NTT telah menikmati KUR Mikro BRI sepanjang 2021 dan didominasi sektor produktif sebesar 47%.
Ajang sepak bola BRI Liga 1 tersebut mendapatkan antusiasme dan animo yang luar biasa dari masyarakat Indonesia. “Kami harapkan penyelenggaraan BRI Liga 1 punya multiplier effect yang luas, termasuk para UMKM yang kini sudah banyak yang Go Digital,” pungkasnya.