Hong Kong, Gatra.com - Pemerintah Hong Kong meminta hotel-hotel di wilayahnya untuk menyisihkan sebanyak 10.000 kamar, yang akan digunakan untuk karantina pasien Covid-19. Hal ini menyusul gelombang varian Omicron dari virus merebak.
Stasiun berita Al Jazeera melaporkan pada Kamis, (17/2), wilayah Cina itu telah mengalami lonjakan kasus virus corona. Sementara terjadi peningkatan angka kematian akibat Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Presiden Cina Xi Jinping mengarahkan pemerintah daerah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan wabah tersebut.
Sepuluh orang dilaporkan tewas akibat Covid-19 pada Rabu, (16/2) termasuk seorang gadis berusia tiga tahun. Media lokal melaporkan, bahwa kasus harian yang dikonfirmasi mungkin mencapai rekor 5.000 kasus pada hari Kamis, (17/2).
Selain itu, kebanyakan orang yang dites Covid-19 dan memperoleh hasil positif itu diisolasi di fasilitas karantina pusat. Sejumlah pusat isolasi kehabisan tempat tidur karena tingginya kasus. Bahkan setelah aturan dilonggarkan, orang tanpa gejala (OTG) dapat diizinkan dikarantina di rumah.
Pemerintah mengaku sudah mengamankan sekitar 4.400 kamar hotel, dengan sekitar 1.700 di antaranya akan siap sebelum akhir pekan ini. Pada hari Rabu, (16/2) Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam bertemu dengan anggota industri perhotelan untuk meminta persediaan lebih banyak kamar.
Dia optimis sebanyak 10.000 kamar hotel dapat disediakan untuk skema tersebut. Lam berusaha meyakinkan para pelaku bisnis perhotelan, dengan memberi tahu mereka bahwa pihak berwenang akan memberikan pelatihan pengendalian infeksi penting kepada para staf.
"Saya menantikan tanggapan positif Anda dalam beberapa hari ke depan," katanya kepada pengelola hotel.
Sejak pandemi virus corona dua tahun lalu, Hong Kong telah menerapkan kebijakan "Nol Covid-19". Mereka mengunci gedung dan menerapkan pengujian wajib, serta karantina ketat bagi pelancong yang masuk dan mereka yang dikonfirmasi positif.
Awal pekan ini, Lam mengakui kegagalan dalam pendekatan pemerintahnya. Beberapa ahli mengatakan kepada stasiun berita Al Jazeera bahwasanya pertumbuhan wabah sekarang sangat sulit dikendalikan.
"Saya tidak melihat bagaimana kita dapat menghentikan penularan saat ini, dengan infeksi berlipat ganda kira-kira setiap tiga hari," ujar Pakar Penyakit Menular di Universitas Hong Kong, Ben Cowling.
"Epidemi ini akan menghabiskan tenaga dan mencapai puncaknya dalam waktu satu bulan," ujarnya.