Kudus, Gatra.com – Masih mahalnya harga minyak goreng di pasar tradisional, ternyata dimanfaatkan pelaku kejahatan. Seperti yang terjadi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Sejumlah warga tertipu dengan adanya minyak goreng palsu, lantaran tergiur harga murah.
Kasat Reskrim Polres Kudus, AKP Agustinus David mengatakan, telah mengamankan sebanyak 25 jerigen minyak goreng palsu. Sementara untuk pelaku penjual minyak goreng palsu masih diburu.
“Dari hasil di lapangan itu campuran. Langkah yang kita ambil, kita lakukan pengecekan di lapangan, kita kembangkan, kita dalami, dan kita lakukan penyelidikan,” ujarnya, Kamis (17/2).
Ia mengaku telah meminta keterangan sejumlah saksi terkait kasus tersebut. “Untuk tindak lanjut hingga saat ini kita lakukan penyidikan di lapangan untuk mengungkap pelaku. Dengan sampai saat ini sudah kita periksa beberapa saksi-saksi. Barangnya dari mana masih kita selidiki, penjualnya juga masih kita lakukan penyelidikan,” jelasnya.
Adanya temuan ini, David mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam berniaga. Terlebih jangan tergiur harga yang murah dari sebuah produk. Semata, untuk mengantisipasi terjadinya tindak penipuan.
“Untuk imbauan tetap berhati-hati, selalu cek sebelum bertransaksi, apakah produk yang dijual sesuai,” pesannya.
Sebelumnya, sejumlah warga Desa Cendono, Kecamatan Dawe, membeli minyak goreng dengan harga murah. Ternyata setelah barang sampai di tangan, isi jerigen bukan minyak murni, tetapi ada yang dicampur dengan air, dan bahkan ada yang murni berisi air dengan pewarna.
“Saya beli minyak goreng 21 jerigen dengan harga Rp5,85 juta, saya bayar Rp5 juta. Hanya satu yang minyak goreng asli, sisanya 20 jerigen palsu. Di tempat kakak saya, lima jerigen isinya air semua,” ungkap Siti Mutaharor (45) warga Desa Cendono RT 03/RW 08, Rabu (16/2).
Ia mengaku ditawari minyak goreng palsu itu dari tiga orang, Sabtu (12/2) lalu. Minyak goreng itupun diantar pada hari yang sama, setelah proses negosiasi diperoleh kesepakatan.
“Dari tiga orang itu, katanya orang Bareng. Ada juga yang bilang dari Semarang. Sekitar 14.00 WIB siang ke sini bawa sampel. Saya biasa saja enggak curiga karena orangnya baik, tidak tahu pas mengantar Magrib. Sekarang orangnya tidak bisa dihubungi lagi,” beber produsen kerupuk itu.
Produsen kerupuk lainnya, Musmiah (58) juga mengaku menjadi korban minyak goreng palsu. Ia menyebutkan mengalami kerugian sebesar Rp2 juta. Ia mengatakan tidak menaruh curiga, karena sebelumnya sering bertransaksi dengan pelaku. Dan, minyak yang dibeli sebelumnya selalu asli.
“Kemarin beli jerigen Rp2 juta, setelah dicek isinya air semua lima jerigen. Rencana minyak buat goreng kerupuk. Ya biasanya satu, dua, tiga, empat kali beli, eh malah ditipu. Sudah percaya gitu, sebelumnya tidak apa-apa, orangnya juga sama,” jelasnya.