Jakarta, Gatra.com – Rektor Universitas Indonesia (UI), Ari Kuncoro, menyatakan bahwa upaya pembahasan dan pemecahan masalah terkait sumber energi butuh kolaborasi multidisiplin. Sebab, urusan sumber energi merupakan isu yang kompleks.
“Isu energi tidak terbatas ihwal menemukan atau merekayasa sumber energi baru. Isu ini juga berkaitan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan hidup,” kata Ari dalam webinar bertajuk ‘Transisi Energi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan’, Kamis (17/2).
Menurut Ari, inovasi teknis untuk sumber energi alternatif perlu diiringi inovasi kebijakan yang solid. Sehingga, sumber-sumber energi baru dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dalam pembangunan sekaligus mendukung kearifan implementasi.
Ari menambahkan, UI akan menggerakkan seluruh sivitas akademika dan potensi yang dimiliki guna mendukung upaya transisi menuju sumber energi terbarukan. Hal itu juga menunjukkan komitmen UI turut membangun bangsa negara dan peradaban dunia.
“Sinergi antara berbagai pemangku kepentingan sungguh diperlukan, agar transisi energi dapat berjalan dengan efektif,” imbuh Ari.
Transisi energi termasuk salah satu isu yang menjadi fokus Presidensi G20 Indonesia. Energi yang bersumber dari bahan bakar fosil telah meninggalkan jejak karbon yang tinggi. Kondisi ini mengakibatkan kenaikan temperatur bumi.
“Jika peningkatan temperatur terus berlanjut, kita akan mewariskan bumi yang tak layak huni bagi generasi mendatang. Karena itu, perlu ada pergeseran pasokan energi ke sumber-sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, panas bumi, dan mikrohidro,” ujarnya.
Di tataran global, komitmen berpindah dari sumber energi fosil terus bermunculan. Adapun Indonesia menargetkan bisa mencapai 23% energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi di tahun 2025.