Jakarta, Gatra.com – Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, mengatakan standar penerapan sistem manajemen mutu oleh laboratorium kesehatan dibutuhkan guna memastikan hasil tes kesehatan berkualitas baik, aman, dan terpercaya.
“Dimaksudkan untuk meminimalkan risiko yang bisa terjadi dalam pemeriksaan laboratorium,” kata Dewi dalam temu media secara daring, Rabu (16/2).
“Jika hasilnya reliabel, ini bisa dipertanggungjawabkan. Kalaupun diperlukan suatu pengecekan, upaya tracing dan tracking dapat jelas sekali. Sebab, semua prosedurnya telah mengikuti standar,” tambahnya.
Dewi menyebut, keberadaan standar sistem manajemen mutu dapat memunculkan moral kerja yang tinggi pada setiap laporan. Dengan begitu, mereka bisa memberikan kinerja terbaik bagi pelanggan.
Kepala Laboratorium Prodia Pusat Rujukan Nasional, Made Putra Semadhi, menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mempertahankan kualitas laboratorium yang unggul. Upaya ini dilakukan lewat sejumlah program pengendalian mutu yang ketat.
Meski di tengah pandemi, Prodia selalu memperhatikan jaminan kualitas yang lebih baik. Pada 2020 hingga 2022, Prodia juga menjalankan pembaruan, pengawasan, dan reakreditasi dari beberapa lembaga ahli.
“Kami berhasil mencapai reakreditasi College of American Pathologists (CAP) pada tahun 2022,” ujarnya.
Putra menambahkan, Prodia menjadi laboratorium pertama dan satu-satunya di Indonesia yang terakreditasi CAP sejak tahun 2012. Semua prosedur operasional standar (SOP) dan prosedur teknis mengacu pada Ceklis CAP.
“Tahun 2022, kami mendapatkan hasil yang sangat baik karena tidak ditemukan defisiensi ketika inspeksi virtual. Hal ini membuktikan bahwa Prodia berkomitmen menghasilkan pemeriksaan yang baik, akurat, dan terpercaya,” ujarnya.
Menurut Putra, laboratorium berkualitas tinggi bisa membantu orang untuk menjaga kesehatan. Selain itu, juga dapat menyediakan hasil dan solusi yang akurat.