Tebo, Gatra.com- Kabar warga Suku Anak Dalam (SAD) Kelompok Temenggung Apung, Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi pergi melangun akibat ada keluarganya meninggal dunia, ternyata menjadi perhatian Pabung Kodim 0416/Bute, Mayor Inf Tony Wijaya. Pasalnya, warga SAD tersebut terancam kelaparan karena tidak memiliki bahan makanan.
Selasa (15/02) kemarin, Mayor Inf Tony Wijaya didampingi Ketua Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK) mengunjungi warga SAD tersebut untuk menyerahkan bantuan sembako.
Untuk sampai ke lokasi, rombongan Pabung terpaksa melintas jalan perkebunan dan jalan hutan yang kondisinya masih tanah berlumpur, "Kita turut berdukacita atas musibah yang menimpa saudara kita Suku Anak Dalam," kata Mayor Inf Tony Wijaya saat menyerahkan bantuan sembako kepada perwakilan keluarga SAD yang terkena musibah.
Sementara, Ketua Yayasan ORIK, Ahmad Firdaus mengatakan, Melangun merupakan salah satu tradisi Suku Anak Dalam, yakni tradisi berpindah-pindah tempat atau pergi jauh bila ada anggota Keluarganya meninggal dunia.
Di kelompok Temenggung Apung ini, yang pergi Melangun adalah rombongan Jaek. "Anak Jaek yang bernama Ayang Bon meninggal dunia karena kecelakaan tunggal. Almarhum terjatuh saat mengendarai motor," kata Firdaus.
Awalnya lanjut Firdaus, rombongan Jaek melangun ke sungai Ibul Kecamatan Renah Mendaluh Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Kemudian berpindah ke Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo. "Jaek sangat bersedih karena anak kandungnya meninggal dunia," ujarnya.
Firdaus berharap, kondisi Jaek segera pulih dari kesedihan agar bisa berkumpul kembali dengan kelompoknya. "Mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap Jaek dan rombongannya. Kami selaku pendampingan turut berdukacita atas musibah yang menimpa anak beliau," kata Firdaus.