Purworejo, Gatra.com- Warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, masih merasakan trauma sepekan sejak pengepungan desa itu dan penangkapan warga oleh kepolisian, Selasa (8/2), untuk mengawal pengukuran lahan tambang proyek Bendungan Bener.
Trauma dan ketakutan warga itu disampaikan kepada tim Ombudsman Jawa Tengah di Masjid Nurul Huda, Dusun Krajan, Desa Wadas, Senin (14/2), saat menemui ratusan warga Wadas.
"Setelah mendapat informasi banyak aparat bikin tenda dan menginap, kami merespons dengan menggelar mujahadah di masjid ini. Kami takut, kumpul di masjid ini sampai masjid penuh. Tidak ada niat melakukan pengadangan. Tapi jam 10 aparat mulai masuk," tutur Fajar (22), satu dari 67 warga Wadas yang ditangkap.
Aparat, kata Fajar, mendatangi warga yang mengikuti mujahadah, bertanya asalnya, hingga meminta KTP, lalu menangkapi warga."'Kamu orang mana?' Ya jelas karena saya orang ini enggak bawa KTP. Mau ambil enggak boleh," kata dia.
Fajar kemudian dapat lari ke salah satu rumah dan bersembunyi di salah satu kamar bersama sejumlah warga lain, termasuk ibu-ibu. Pintu yang diganjal karung beras sampai jebol didobrak aparat.
"Pintu digedor. Didobrak. Pak Nurhadi yang pertama ditangkap. Bajunya robek, diinjak, dihantam, sampai diborgol. Kacamata saya juga dirampas," katanya.
Fajar dan warga lain kemudian digelandang ke Polsek Bener lalu ke Polres Purworejo. Mereka dibebaskan keesokan harinya, Rabu (9/2), sekitar jam 15.00 WIB.
Selain Fajar, sejumlah warga lain juga menyampaikan ketakutan mereka ke Ombudsman. Rasa takut itu bahkan belum hilang hingga kini, sepekan setelah kejadian tersebut.
Mendengar kesaksian warga itu, Kepala Keasistenan Pemeriksa Ombudsman Jawa Tengah, Sabarudin Hulu, menyatakan bakal mendalami dan melakukan investigasi.
"Ombudsman melakukan investigasi dugaan maladministrasi dalam proses pengamanan kepolisian. Dari proses itu, kami perlu minta keterangan dan informasi masyarakat Wadas," kata dia.
Ombudsman juga akan memeriksa lembaga-lembaga terkait dalam tahapan proyek Bendungan Bener tersebut. "Kami juga akan melakukan klarifikasi ke sejumlah intansi terkait. Kami akan dalami dan meminta keterangan lebih lanjut untuk mengetahui detail peristiwa," ujarnya.