Home Regional Dialog Ganjar Dengan Warga Wadas: Mulai Dari Pemerintah Belanda Sampai Kebun Karet

Dialog Ganjar Dengan Warga Wadas: Mulai Dari Pemerintah Belanda Sampai Kebun Karet

Purworejo, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bertemu dengan warga kontra quarry Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Minggu (13/2). Dalam pertemua terungkap alasan penolakan sebagian warga terkait penambangan batu andesit di wilayah mereka. 
 
"Jaman dulu, pemerintahan Belanda pernah dua kali ingin membuka tambang di desa kami. Tapi leluhur kami menolak Pak," kata Fahrur warga kontra penambangan Desa Wadas didepan Gubernur Jawa Tengah, 
 
Fahrur juga menceritakan bahwa, di desanya ada Hutan Sedudo dan pohon randu alas yang yang dihormati oleh warga. Itu salah satu alasan mereka menolak rencana penambangan batu andesit di desanya yang akan diakai untuk pondasi Bendungan Bener.
 
Warga Wadas, baik yang pro maupun kontra quarry sangat mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut. Mereka hanya menolak jika quarry ditetapkan di tanah mereka. 
 
Alasan lain adalah, mereka mempertahankan program pemerintah yang meminta mereka menanam pohon karet. "Dulu sekitar 6-7 tahun lalu pemerintah menganjurkan kami menanam pohon karet. Program yang kami anggap luar biasa, baru satu tahun ini kami bisa memanen, kok sudah harus digusur," lanjut Fahrur.
 
Kesaksian para warga itu pun didengarkan oleh Ganjar, ia menawarkan jika memang menginginkan dialog secara teknis, ia akan mendatangkan ahli. "Untuk teknisnya, biar dijelaskan oleh para ahli. Jika menginginkan dialog secara nasional, terbuka, monggo (silakan). Yang penting ada rembugan dulu, perkara setuju atau menolak itu urusan nanti," kata politisi PDIP itu.
 
Dengan menggunakan Bahasa Jawa, Ganjar pun melontarkan ide untuk diperbolehkan menginap di Desa Wadas. "Kula tak turu mriki, ben ngerasakke ngumbe banyune Wadas, ambegan ngirup udara Wadas. Angsal mboten? (Saya tidur di sini, supaya bisa meminum air Desa Wadas, bisa bernafas menghirup udara Desa Wadas. Boleh tidak?)," tanya Ganjar pada warga.
 
Sontak warga pun menjawab boleh. 
 
Usai dialog, kepada wartawan Ganjar menerangkan bahwa, ada tiga hal yang dilakukan oleh pihaknya. "Pertama  evaluasi teknis, kedua mencari metode pendekatan dan ketiga melihat apa yang menjadi polemik. Yang ketiga inilah sebagai catatan membuka dialog yang selama ini kurang. Kawan-kawan Gempa Dewa di sini juga menerima dengan baik. Tadi saya tanya boleh menginap di sini dan di warga lain yang pro quarry, mereka menjawab boleh," cerita Gubernur.
 
1094