Bantul, Gatra.com – Bupati Bantul Abdul Halim Muslih kaget saat dikonfirmasi bahwa warga Bantul, Dwi Rahayu Saputro (24), kembali menjual barang-barang, khususnya bantuan pemberian bupati. Bupati menyerahkan semua keputusan kepada Paliyem (53) terkait ulah anaknya itu.
“Terus terang saya dulu yang meminta Ibu Paliyem untuk mencabut dan memaafkan anaknya. Mosok dia tidak ingat mengandung dan melahirkannya sampai kok tega memasukkan ke penjara,” kata Bupati saat peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Bantul, Senin (14/2).
Bupati juga berkoordinasi dengan koleganya untuk berdonasi pada warga Dusun Saren, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong itu. Tidak hanya terkumpul kasur, pintu, dan meja kursi, namun juga genteng dan kompor gas lengkap untuk Paliyem.
“Saya kaget, lah ini gimana sudah kita carikan bantuan, upayakan pembebasan, kumat lagi. Ekspektasi saya tidak terjadi. Sembuh tidak, kumat lagi. Ternyata kumat lagi,” kata Halim.
Karena itulah, pihaknya sekarang ini tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerahkan semua keputusan pada Paliyem, apakah terus melanjutkan proses hukum atau memberi kesempatan memaafkan lagi. Pemda kata Halim hanya bisa melakukan pendekatan persuasif kepada Dwi untuk tidak terus-menerus menyakiti ibu kandungnya.
“Mosok anak membuat ibunya susah terus menerus. Dosa namanya,” jelasnya.
Pada Jumat (11/2), Paliyem melaporkan anaknya ke Polres Bantul karena menjual lagi barang-barang miliknya. Dwi membutuhkan uang untuk berfoya-foya dengan pacarnya.
Halim mengatakan dengan usia yang masih muda, bukan menjadi alasan bagi Dwi untuk tidak bekerja dan menjual barang-barang milik ibunya. Menurutnya, pekerjaan Dwi dulu sebagai pengemudi ojek online sebenarnya mencukupi kalau tidak termakan gaya hidup.
Memperingati HPN, hari ini bersama Forum Pawarta Bantul (FPB), Halim memberikan santunan kepada para yatim piatu. Kedua anak yang diberi santunan merupakan kakak adik Mela dan Meisya di Dusun Paker, Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro.
“Selamat Hari Pers Nasional. Mudah-mudahan teman-teman wartawan terus dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan kita semua,” kata Halim.
Ketua FPB Santoso Suparman mengatakan, rangkaian kegiatan HPN di Kabupaten Bantul dikemas dalam bentuk bakti sosial.
“Kami menyantuni sejumlah anak yatim piatu yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19. Selain itu juga anjangsana mengunjungi rekan wartawan yang kondisinya baru sakit,” ujar Santos, sapaannya.