Gianyar, Gatra.com – Gelaran BRI Liga 1 2021/2022 yang berlangsung di Pulau Bali ternyata membawa berkah bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Diketahui kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional seri 4 dan 5 itu sudah berjalan sejak 27 Agustus 2021 hingga 30 April 2022. Sepanjang itu, kehadiran kompetisi BRI Liga 1 telah membantu roda ekonomi masyarakat setelah terpuruk lebih dari setahun akibat pandemi COVID-19.
Kompetisi sepakbola yang bertempat di Pulau Dewata memberdayakan empat stadion utama. Di antaranya Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), Stadion I Gusti Ngurah Rai (Denpasar), Stadion Kompyang Sujana (Denpasar), dan Stadion Gelora Samudra (Kabupaten Badung). Hajatan sepakbola itu membuat konsentrasi pengunjung—terutama pecinta sepakbola—tertuju pada daerah di kawasan stadion.
Antusiasme masyarakat pecinta sepakbola yang terdiri dari komunitas dan fans, membuat geliat UMKM lokal semakin bergairah. Pelaku UMKM merasakan manisnya berkah penjualan lewat kompetisi sepakbola bergengsi tersebut. Hal tersebut salah satunya terlihat di Bali United Cafe di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Usai tutup selama 1,5 tahun akibat pandemi, kafe ini kembali beroperasi seiring antusiasme masyarakat terhadap kompetisi.
Supervisor Bali United Cafe, Daniel Rinekso mengatakan, kehadiran BRI Liga 1 di Gianyar telah berdampak pada ekonomi masyarakat terutama kafetaria di sekitar stadion. Dengan mulai beroperasinya Bali United Cafe, Daniel kini mampu mempekerjakan 15 karyawannya yang sebelumnya “dirumahkan”. Meski, laga BRI Liga 1 berjalan dengan keterbatasan dan protokol kesehatan yang ketat, namun itu tidak mengurangi kehadiran komunitas dan masyarakat yang ingin berpartisipasi di laga tim kesayangannya.
“Kami sangat senang dengan adanya Liga 1 yang disponsori oleh BRI, karena ini akan turut membantu bangkitnya sektor pariwisata Bali. Contohnya, dengan terisinya hotel-hotel dengan kehadiran tim BRI Liga 1. Kami pun jadi bisa membuka kembali Bali United Cafe, dan memperkerjakan karyawan yang sudah lama dirumahkan,” ujar Daniel Rinekso.
Langkah Bali United Cafe membuka operasional kafe ternyata berbuah manis. Terbukti, terdapat lonjakan kunjungan hingga 75% sejak kafe tersebut kembali buka. Kinerja kafe terdongkrak dengan membukukan omzet harian sebesar Rp8 juta pada weekdays dan Rp10 juta pada weekend.
Tak hanya pengunjung muda, keluarga, atau komunitas—tak jarang—pemain di BRI Liga 1 usai berlatih kerap menyambangi kafe tersebut. Daniel berharap, situasi pandemi COVID-19 dapat dikendalikan dan masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan sehingga tidak kembali terjadi pembatasan mobilitas.
“Traffic harian di Bali United Cafe terbilang baik. Meski tentunya peak jika ada pertandingan di Stadion I Wayan Dipta. Namun, kami senang dapat kembali membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar dan melayani pengunjung yang sudah rindu dengan suasana di stadion dan menu-menu kami,” lanjut Daniel.
Dampak BRI Liga 1 yang mengangkat ekonomi masyarakat di Pulau Dewata juga diikuti oleh pelapak UMKM di wilayah lain. Salah satunya dialami Hendri, Manajer dari Toko Merchandise Persib Bandung yang dikenal sebagai The Original Viking Original Fanshop (TOVF). Hendri mengatakan, kehadiran BRI Liga 1 berdampak positif bagi pelaku UMKM yang menjual atribut atau aksesoris sepakbola.
Ia menyebut, TOVF saat ini berhasil mencatat kenaikan penjualan sebesar 30-50 persen. “Saya sangat berterima kasih kepada BRI Liga 1 karena kompetisi bisa berjalan lagi. Sebelumnya, kami hampir tidak berkutik selama pandemi melanda,” ujar Hendri.
Situasi pandemi yang berlangsung panjang, telah membuat penjualan aksesoris sepakbola menjadi tidak menentu. Ia nyaris pasrah terhadap keadaan sebelum dihidupkannya kembali BRI Liga 1 yang berdampak positif terhadap industri sepakbola.
“Berbagai upaya kami lakukan agar dapat bertahan. Sekarang penjualan sudah mulai membaik dan kami bisa menghidupi karyawan yang berjumlah sekitar 20 orang. Kami juga produksi sendiri, jadi secara ekonomi cukup berdampak ke banyak warga lokal,” Hendri menjelaskan.
TOVF sendiri merupakan UMKM yang berdiri pada 2006 atas inisiatif dari beberapa anggota Viking, pendukung klub sepak bola Persib Bandung. Pada awalnya, TOVF berfokus memproduksi baju-baju distro yang bisa digunakan para penggemar Persib Bandung untuk berbagai acara selain pertandingan. Memasuki tahun ke-15, TOVF diharapkan terus berkembang menjadi salah simbol pemersatu penggemar klub berjuluk Maung Bandung tersebut.
Meski penjualan sudah membaik, Hendri meyakini potensi penjualan dan pendapatan akan terus meningkat melebihi angka pra-pandemi. Ia juga berharap penonton dapat segera kembali ke stadion pada seri kompetisi di 2022 ini.
“Saya melihat antusiasme dari masyarakat sudah cukup baik, seperti tercermin dari penjualan di toko kami. Namun, jika bisa kembali [menonton di stadion], walau hanya 30 persen kapasitas stadion, itu sudah cukup,” ungkap Hendri.
Asa kembali ke stadion bahkan turut dikaryakan secara nyata oleh komunitas penggemar. Bahkan, para “bobotoh” (fans Persib Bandung) secara swadaya menggelar sejumlah inisiatif untuk membantu percepatan vaksinasi COVID-19 di lingkungan sekitar.
“Kami dari suporter juga banyak melakukan kegiatan sosial, seperti mendistribusikan vitamin dan sembako ke berbagai wilayah di Jawa Barat. Kami juga ikut bekerja sama dengan manajemen Persib untuk mengorganisasikan kegiatan vaksinasi di beberapa daerah. Harapannya, semakin banyak yang divaksin dan pandemi segera berakhir,” pungkas Hendri.
Di kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto menyampaikan, kultur sepak bola yang kuat di Indonesia membuat gelaran BRI Liga 1 disambut positif oleh masyarakat. Sepakbola menurutnya menjadi simbol perekat komunitas sekaligus pengikat masyarakat, sehingga setiap event yang ada mampu menstimulasi pelaku ekonomi untuk bangkit.
“Masyarakat Indonesia sudah kita kenal memiliki kecintaan yang besar terhadap sepak bola. Maka dari itu, BRI senantiasa hadir mendukung perhelatan sepak bola karena kami melihat banyak sekali dampak positif yang timbul. Tidak hanya bagi pelaku industri sepak bola, namun juga UMKM,” ujar Catur.
Catur menambahkan, BRI terus berkomitmen memperkuat bisnis pada sektor UMKM, sebagaimana tercermin dari portofolio kredit UMKM BRI yang sudah melampaui 80% dari total kredit. Dukungan terhadap sektor UMKM juga ditopang oleh komitmen BRI yang berusaha meningkatkan peran di segmen ultra mikro.