Home Ekonomi BI Dukung Cashless Payment Parkir Bandara Silangit

BI Dukung Cashless Payment Parkir Bandara Silangit

Sibolga, Gatra.com- Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas sistem pembayaran mendukung penuh peresmian pengelolaan parkir dengan sistem cashless payment (pembayaran non-tunai) di bandar udara (Bandara) Sisingamangaraja XII Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) pada Rabu (9/2) kemarin. 

Menurut Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sibolga, Aswin Kosotali, pengelolaan parkir dengan sistem cashless payment di Bandara Sisingamangaraja XII Silangit sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan transaksi pembayaran non-tunai di masyarakat. 

"Selain sebagai upaya fit in (menyesuaikan diri-red) dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, peresmian parkir dengan sistem cashless payment tersebut juga untuk menjamin transparansi atas pendapatan parkir di lingkungan Bandara Silangit," kata Aswin dalam keterangan persnya, Kamis (10/2).

Aswin mengakui, bandara sebagai salah satu pintu masuk utama ke suatu wilayah, diperlukan strategi konsisten untuk fit in dengan kebutuhan masyarakat/tamu yang datang, termasuk dalam hal pembayaran parkir. 

Dalam hal ini, lanjut Aswin, Bank Indonesia berharap langkah ini dapat menjadi tipping point (titik kritis) untuk wilayah Taput agar menjadi lebih digital dalam transaksi atau pembayaran ke depannya. Karena, hal itu sangat mendukung terciptanya ekosistem pembayaran digital dan percepatan dan perluasan digitalisasi daerah dalam rangka mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

BI mencatat uang elektronik (UE) terus tumbuh. Secara nominal, transaksi pada 2021 menyentuh angka Rp305.4 triliun atau tumbuh 49.1% (yoy). Di samping itu, secara volume transaksi, pada periode yang sama mencapai Rp5,4 miliar transaksi (frekuensi) atau tumbuh 17.8% (yoy). Ini menandakan transaksi UE bukan hanya bertumbuh di masyarakat, namun sudah menjadi kebutuhan," tuturnya. . 

Sementara untuk mendorong akselerasi ekosistem pembayaran digital, Aswin menjelaskan bahwa BI telah meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). QRIS adalah standardisasi pembayaran menggunakan metode QR Code agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. 

"Sebagai informasi, BI bersama perbankan setempat telah melaksanakan akuisisi QRIS kepada para merchant (pedagang) di lingkungan Bandara Silangit. Akuisisi QRIS ini melengkapi akuisisi QRIS sebelumnya yang telah dilakukan BI Sibolga bersama perbankan di sektor transportasi rakyat, yaitu para komunitas pemilik becak motor (betor) di Kota Sibolga," imbuh Aswin.

Bahkan bukan hanya itu, lanjut Aswin, pada Oktober 2021, BI Sibolga juga telah mendukung upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir dan perbankan setempat dalam penerapan e-retribusi wisata dan e-retribusi pasar, dengan pilot project di 20 objek wisata dan satu pasar di Samosir. Dan berdasarkan data cutoff (data pintas) 31 Desember 2021, jumlah merchant QRIS di wilayah Sumatera Utara (Sumut) tercatat sebanyak 610.842, dan untuk Taput sudah menyentuh angka 7.755.

"Angka ini akan terus bertumbuh mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat, karena gaya hidup masyarakat saat ini berubah akibat pandemi Covid-19. Hal itu tentunya berpengaruh pada perubahan perilaku masyarakat ketika bertransaksi, yang semula tunai mulai beralih ke non-tunai dengan memanfaatkan berbagai aplikasi pembayaran secara digital, karena metode tersebut dirasa lebih aman," bebernya. 

Mengacu pada kondisi tersebut aku, Aswin menyebut pembayaran digital dapat menjadi alternatif sistem pembayaran yang aman dan higienis. Karena dapat dilakukan secara contactless (tanpa perlu bersentuhan) bahkan tanpa perlu bertatap muka. 

"Selain itu, transaksi juga lebih cepat dan efisien karena masyarakat dapat menggunakan aplikasi pembayaran manapun yang mereka miliki," tukasnya. 

Sementara dari sisi pemerintah, menurut Aswin, implementasi transaksi non-tunai dapat mendukung elektronifikasi transaksi pemerintah daerah. Yang mana hal itu dapat menjadi salah satu upaya mitigasi potential loss (mencegah potensi kehilangan) dan mengoptimalkan di sisi penerimaan yang pada akhirnya akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi pemerintah daerah termasuk di Pemda Taput. 

"Namun untuk mencapai tujuan di atas, diperlukan kerja sama semua pihak, baik pemerintah, BI, pelaku usaha, perbankan dan masyarakat. Alone, we can do so little; together we can do so much (Kita hanya bisa melakukan sedikit jika sendiri, tapi kita bisa melakukan banyak hal, bila bersama," pungkas Aswin.  

132