Sukoharjo, Gatra.com- Penyakit chikungunya tengah merebak di dua kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, yakni Kecamatan Gatak dan Sukoharjo Kota. Tercatat sejak Bulan Januari hingga Februari 2022 ini sudah ada 61 warga yang sudah terdeteksi mengidap penyakit yang ditularkan lewat media nyamuk aedes aegypti tersebut.
Menurut data dari Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo, Bejo Raharjo, di Desa Geneng, Kecamatan Gatak, telah ditemukan 46 kasus chikungunya. Sedangkan di Desa Begajah, Kecamatan Sukoharjo ada 15 kasus.
"Saat ini semua pasien sudah sembuh, ya kalau ada 1-2 orang masih ada yang sakit. Bahkan, biasanya ada yang sampai 1 bulan baru sembuh," kata Bejo, Kamis (10/2).
Menurut Bejo, rata-rata pasien yang terjangkit chikungunya mengalami gejala demam mendadak, menggigil, pusing, nyeri sendi, nyeri otot, ruam, gatal pada ruam, mual dan muntah. Chikungunya termasuk self limiting diseases, atau sembuh sendiri. Kemudian, daerah terjangkit angka bebas jentik kurang dari 95 persen.
"Kita sudah melakukan fogging, dan Pemberantasan Sarang Nyamuk," imbuhnya.
Terpisah, Camat Gatak, Sumi Rahayu, menyebut, terdapat dua rukun tetangga (RT) di Desa Geneng, Gatak yang menjadi lokasi persebaran penyakit chikungunya. Hingga saat ini, terdata pengidap Chikunguya sebanyak 15 orang di RT 001/ RW 002 dan 31 orang di RT 002/ RW 002, Dusun Geneng, Desa Geneng, Kecamatan Gatak, Sukoharjo.
"Saat ini kami sudah melakukan langkah pengendalian penyakit dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dan pengasapan untuk memberantas nyamuk yang menjadi penularan penyakit Chikunguya," terang Sumi.
Sementara itu pada 2021 lalu, chikungunya menyerang sejumlah desa di 8 Kecamatan. Seperti Gatak, Grogol, Baki, Kartasura Polokarto, Sukoharjo Kota dan Mojolaban. Bahkan, Desa Jati, Kecamatan Gatak dalam 1 tahun 3 kali terserang chikungunya.