Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), Isman Firdaus, mengatakan sekarang Indonesia mengalami lonjakan kasus COVID-19 dan pandemi belum berakhir. Kini mungkin disebut sebagai lonjakan gelombang ketiga, yang dilaporkan lebih banyak varian Omicron.
Hal ini diungkapkan Isman dalam pernyataannya via Zoom di "Konferensi Pers dan Launching Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4" pada Rabu, (9/2).
"Dilaporkan juga sangat cepat transmisinya, namun juga dilaporkan fatality rate-nya [atau angka kematian] juga enggak terlalu tinggi," kata dia.
Sementara itu, Isman mengatakan individu dengan penyakit kardiovaskular adalah individu yang rentan untuk terjadinya komplikasi atau perburukan infeksi COVID-19. "Sebenernya infeksi apapun, termasuk juga salah satunya infeksi COVID-19 Omicron, ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya perburukan dari penyakit jantungnya itu sendiri," dia menjelaskan.
Isman mencontohkan seperti gagal jantung yang kronik bisa menjadi gagal jantung akut, bahkan hingga terjadi syok kardiogenik. Selain itu, dia menyebut kematian pada pasien yang terkonfirmasi positif virus corona yang disertai penyakit jantung, sering dilaporkan perburukannya karena memang keparahan penyakit jantungnya itu sendiri.
Menurut Isman, hal tersebut menjadi penting pencegahan dan penularan dari transmisi COVID-19 Omicron oleh individu dengan penyakit jantung. Caranya, dengan mematuhi protokol kesehatan (prokes), walaupun beberapa negara mengatakan jangan pakai masker.
"Kita tetap pergunakan masker, hindari berkerumun, dan jaga jarak. Terutama dengan individu yang rentan ini," ucap dia.
Di sisi lain, Isman mengatakan vaksinasi juga sudah berjalan dan sudah terbukti ampuh untuk individu dari perburukan COVID-19. Individu yang telah divaksin lengkap, hanya mendapatkan gejala ringan atau tanpa gejala apabila terpapar virus menular itu. "Nah ini laporannya demikian sebagian besar, namun tetap kewaspadaan lebih ketat untuk individu dengan penyakit kardiovaskular," ujar dia.