Pati, Gatra.com - Minyak goreng murah seharga Rp28.000 isi dua liter, hingga kini belum juga dapat menjangkau pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Meski ada, pedagang hanya mendapatkan jatah satu bungkus perhari yang tidak mencukupi semua pembeli, yang mencapai ratusan setiap hari. Harga minyak goreng pun masih cenderung tinggi.
Pedagang Pasar Puri Baru, Indah mengatakan, di pasar harga ukuran minyak kemasan 2 liter masih dikisaran Rp40.000, tergantung merek. Sehingga banyak dikeluhkan para pembeli.
"Kita juga terpaksa menjual minyak goreng dengan harga mahal karena harga kulakan juga sudah mahal. Jujur saja, kita cuman ambil untung seribu rupiah saja, tidak menaikkan harga," ujarnya, Rabu (9/2).
Ia mengaku mendapatkan minyak goreng subsidi dari pemerintah. Hanya saja, setiap harinya hanya dijatah satu kemasan saja. Hal ini sangat kurang efisien. Mengingat pembelinya tidak hanya satu orang.
"Kalau yang subsidi memang murah, kita jual murah tapi kan kita hanya diberi satu saja per hari, tentu sangat kurang," jelasnya.
Kondisi ini membuat sebagian besar masyarakat merana, khususnya pelaku UMKM yang bahan utamanya minyak goreng. Di sejumlah toko modern stok minyak goreng murah terkadang ada, tetapi tetap saja belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati, Hadi Santosa, menjelaskan kebijakan pemerintah pusat yang berlaku pada Rabu (19/1) itu memang baru ada di swalayan dan retail di bawah naungan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo). Sehingga belum menyentuh pasar tradisional.
"Harga itu subsidi, jadi swalayan dan toko retail di bawah Aprindo saja. Itu selisih harga langsung dari produsen, sehingga menjadi Rp14.000 per liter, itu subsidi harga ya," jelasnya.
Pasar tradisional sendiri, dikatakannya, diberikan waktu selama sepekan untuk menyesuaikan harga eceran tertinggi (HET) setelah kebijakan tersebut berlaku. Hanya saja realitanya, harga minyak goreng di pasar tradisional masih tinggi.