Kupang, Gatra.com - Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Mochamad Iriawan alias Iwan Bule, Selasa (8/2), melantik pengurus Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Nusa Tenggara Timur (NTT), masa bhakti 2021-2025 di Aula El Tari, Kupang.
Dalam sambutannya Iwan Bule mengatakan, pelantikan Asprov PSSI NTT merupakan yang pertama kali dihadirinya. Karena selama ini yang melantik biasanya dimandatkan kepada Sekjen. “Biasanya pelantikan Asprov diwakilkan ke Sekjen atau Exco. Tapi kali ini saya sendiri yang langsung datang ke sini dan untuk melantik. Sekaliigus saya nostalgia napak tilas ke NTT tempat tugas saya dulu,” katanya.
Iwan yang juga mantan Direskrim Polda NTT, ini mengatakan, sepak bola terdapat kekurangan beberapa instrumen pendukung. Antaranya sarana prasarana penunjang sepak bola di daratan Pulau Timor, Flores dan Sumba. “Provinsi NTT, masih banyak kekurangan sarana pendukung. Untuk itu kami akan berupaya membangun sarana prasarana penunjang seperti stadion sepakbola di daratan Timor, Flores dan Sumba,” jelas Iwan.
NTT, menurut Iwan, memiliki banyak talenta sepakbola berkualitas seperti Yabes Roni Malaifani. Selain itu masih banyak lagi talenta muda sepakbola yang harus terus dilatih secara profesional agar memiliki skil, disiplin, dan fisik yang mumpuni.
“Asprov merupakan perpanjangan tangan PSSI di daerah. Untuk itu, selain melanjutkan program PSSI, Asprov silahkan cari pemain-pemain di tingkat Askab/Askot dan lakukan pembinaan sehingga bisa berprestasi di tingkat nasional dan internasional,” harap Iwan.
Kesempatan yang sama, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat berharap, pengurus Asprov PSSI NTT yang baru dilantik harus memiliki daya juang untuk bersama-sama membangun sepakbola NTT.
“Sekarang ini bukan lagi bicara ada apanya, tetapi kita mau apa. Mentalitas kita harus petarung. Tidak hanya untuk melengkapi struktur lalu gaya-gayaan. Tetapi harus mampu bekerja dan berjuang bersama membangun sepakbola NTT,” tegas Laiskodat.
“Yang harus mulai dilakukan yaitu sosialisasi orang bermain bola sepanjang hari, dan bermain bola tidak pukul-pukulan lagi. Budaya buruk ini (berkelahi, Red) harus sudah beres dan dihilangkan,” sambungnya.
Pengurus PSSI NTT yang baru tegas Laiskodat, harus bisa menyiapkan kompetensi-kompetisi yang sudah wajib harus tetap ada. Sebulan sekali harus ada pertandingan atau kompetisi.
“Kita harus prihatin dengan kondisi ini. Karena itu semua kita harus berkorban untuk menyelesaikan persoalan-persolan sepakbola NTT. Militansi dan disiplin sangat diperlukan untuk bisa membangun sepakbola. Kita semua harus membawa mimpi bersama dengan semangat berkorban. Kalau itu kita lakukan di PSSI, saya yakin pasti kita akan melihat masa depan yang lebih baik ,” kata Laiskodat.
Sementara itu, Ketua Asprov PSSI NTT, Chris Mboeik mengatakan, saat ini yang menjadi beban sekaligus tantangan bagi sepakbola NTT adalah bagaimana berjuang dan berbenah untuk bisa eksis di tingkat lokal, nasional bahkan internasional.
“NTT masih kekurangan di sana-sini. Kurang kompetisi, pelatih, wasit dan sarana prasarana. Untuk itu kami akan mencoba secara bergotong-rotong dengan semua stakeholder untuk mengatasi semua ini. Tentunya kami butuh dukungan PSSI agar sepakbola NTT bisa maju dan setara bahkan bisa bersaing dengan daerah lain,” katanya.
Ketua Umum PSSI Iwan Bule lantik ppengurus Asprov PSSI NTT, Selasa (8/2). ( Gatra/Antonius Un Taolin ).