Purworejo, Gatra.com- Pengukuran tanah milik warga yang terdampak quarry Bendungan Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah berlangsung ricuh. Seperti telah diduga banyak pihak, warga yang menentang quarry melakukan 'perlawanan' dengan cara menggelar istighotsah.
Istighotsah awalnya berjalan damai, akan tetapi tiba-tiba ada beberapa orang yang memicu kericuhan. Kegiatan itu pun dihentikan petugas karena orang-orang tersebut kedapatan membawa senjata tajam. Petugas pun lantas mengamankan para pericuh yang jumlahnya total mencapai puluhan orang.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Iqbal Alqudusy dalam siaran persnya menjelaskan bahwa, kehadiran petugas gabungan di lokasi adalah untuk mendampingi Tim BPN. "Kepala BPN menyatakan kepada Kapolda bahwa Proyek Pembangunan Waduk Bener tercantum dalam Perpres No 109 tahun 2020 Tentang perubahan ke 3 atas Perpres No 3 tahun 2016 tentang percepatan pembangunan proyek strategis nasional. Untuk itu Polda Jateng dan stakeholder terkait diminta membantu," ungkap Kombes Alqudusy, Selasa (8/2).
Ratusan warga yang pro quarry nampak senang menerima kehadiran petugas dan menegaskan bersedia untuk menerima kompensasi pembebasan lahan. Warga yang tergabung dalam Wadas Cerdas telah melakukan berbagai upaya agar tim pengadaan tanah untuk quarry segera melakukan pengukuran pada tanah mereka.
Adapun petugas gabungan yang diterjunkan berjumlah 250 personil dari TNI, Polri dan Satpol PP. Mereka bertugas mendampingi sekitar 70 petugas BPN dan Dinas Pertanian yang melaksanakan pengukuran dan penghitungan tanaman tumbuh di atas lahan terdampak quarry.
Sementara itu, salah satu pengacara pendamping warga Desa Wadas kontra quarry, Tuson Dwi yang dihubungi melalui sambungan telepon membenarkan ada puluhan warga dampingannya yang diamankan polisi.
"Ada 40 warga diamankan polisi termasuk Julian (penasihat hukum warga kontra quarry dari LBH Yogyakarta). Mereka saat ini masih di Polsek Bener, tapi Julian sudah dilepaskan. Satu staf LBH, Daniel, hingga saat ini belum diketahui keberadaannya," kata Tuson.