Karanganyar, Gatra.com - Nihilnya logistik sembako pemerintah untuk suplai makanan warga isolasi mandiri (isoman), diharapkan memantik kepedulian para tetangga dan lingkungannya. Mereka diandalkan dalam gerakan Jogo Tonggo.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Karanganyar, Jateng, Sutarno mengakui belum adanya pengadaan sembako bersumber APBD untuk menyuplai kebutuhan pasien corona tanpa gejala yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah. Mekanisme pengadaan logistik tersebut menunggu kebijakan Bupati Karanganyar Juliyatmono. Saat ini, hal itu sedang dibahas antara Dinas Sosial, Inspektorat dan Badan Keuangan Daerah (BKD).
“Membutuhkan dasar hukum dan dengan mekanisme yang sesuai aturan. Nah, itu masih dibahas oleh instansi terkait. Mohon masyarakat bersabar,” kata Sutarno kepada Gatra.com, Selasa (8/2).
Pada tahun 2021, logistik dibeli dari hasil refokusing anggaran senilai belasan miliar rupiah. Logistik tersebut dikemas dalam paket berisi beras, susu kental manis, gula dan sembako lainnya. Pagu anggaran per paket Rp200 ribu.
Lantaran pemerintah belum dapat menyuplai kebutuhan logistik isoman, lanjut Sutarno, ia berharap Satgas Jogo Tonggo bergerak lebih dulu. Para tetangga isoman diminta mencukupinya sementara waktu.
“Jogo Tonggo ini yang harus terus diaktifkan. Sekarang peran mereka dibutuhkan lagi. Yang isolasi mandiri di rumah naik jumlahnya,” katanya.
Komandan Kodim 0727/Karanganyar, Letkol Inf Ikhsan Agung Widyo Wibowo menginstruksi Babinsa agar mendata valid warga yang sedang isolasi mandiri. Para aparat juga harus didukung masyarakat setempat dalam menjalankan fungsi Jogo Tonggo.
“PPKM mikro dan Jogo Tonggo menjadi sangat penting. Bersama-sama tidak hanya mencegah penularan, namun juga merawat para isoman,” katanya.
Sebagaimana diberitakan, Dinas Sosial kesulitan menyalurkan bantuan logistik ke isoman karena gudangnya kosong. Pengadaan sembako bagi mereka terkendala mekanisme anggaran.