Sragen, Gatra.com- Pemkab Sragen, Jateng mempertahankan keberlangsungan pembelajaran tatap muka (PTM) di wilayahnya, alias tidak akan menghentikannya meski kasus harian Covid-19 sedang naik. Apabila virus Corona menjangkiti siswa, maka akan langsung ditangani.
“Jika ada siswa atau guru kena (corona), maka langsung ditangani. Jika tak bergejala, isolasi saja. Sekolah secara keseluruhan tidak perlu dihentikan PTM-nya,” kata Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati kepada wartawan, Senin (7/2).
Ia menyebut terlalu disayangkan apabila harus mengorbankan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang selama ini berjalan dengan tatap muka, hanya karena kasus harian yang meningkat. Menurutnya, prokes di sekolah justru yang paling ketat dibanding semua kegiatan masyarakat.
Skrining sejak masuk sekolah sampai pulang dipantau satgas. Alat pelindung diri, terutama masker dan faceshield, juga tak dilepas sepanjang pemberlajaran tatap muka. Satgas di sekolah juga menata jadwal KBM di lebih dari satu kali shift supaya mengurangi kerumunan.
“Justru yang paling prokes itu sekolah. Kami sangat berhati-hati,” katanya.
Ia meminta sekolah yang benar-benar tanpa kasus corona, tetap menyelenggarakan PTM 100%.
Andaikan dalam satu kelas terdapat salah satu terkonfirmasi positif covid-19, maka yang dilakukan tracing dalam satu kelas itu saja. Apabila banyak ditemukan banyak kasus, maka baru dilakukan pembelajaran jarak jauh atau belajar daring dari rumah.
"Kalau ada satu atau dua, kita lakukan lokalisasi. Jika ternyata hasil tracing ada beberapa lagi, ya sudah kita lakukan pembelajaran jarak jauh di rumah," terangnya.
Kebijakan tersebut bersifat sementara sambil mengamati kondisi dan situasi penularan covid-19 hingga akhir Februari nanti. "Kita sambil lihat keadaan di akhir Februari atau maret ini bagaimana," jelas dia.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Suwardi mengatakan sejauh ini belum ditemukan kasus covid-19 di sekolah. Memang sempat ditemukan satu siswa dari Kecamatan Gemolong, yang dinyatakan terkonfirmasi covid-19 setelah tertular dari keluarganya yang baru saja melakukan perjalanan dari Bekasi. Namun hasil tes swab antigen dan tes swab PCR yang dilakukan kepada puluhan siswa tidak ditemukan penularan.
"Setelah terpapar sudah tidak masuk, yang siswa satu kelas dites, di tracing tes antigen 40 orang, kemudian PCR 40 orang, hasilnya negatif semua," paparnya.