Jakarta, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) masih optimistis ekonomi global bisa pulih secara seimbang meski pandemi Covid-19 belum usai. Termasuk saat pemerintah tengah menghadapi bayang-bayang varian omicron.
Hal ini dikatakan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo pada Webinar Outlook Ekonomi dan Bisnis 2022 di Solo, Jumat (5/2). Saat ini pemerintah sedang mengatasi permasalahan omicron ini.
"Semua sedang mengatasi persoalan ini. Kami akui memang ada gangguan supply chain (rantai pasok). Namun saya yakin semua akan membaik," katanya.
Tahun ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia melambat dari tahun lalu. Tahun lalu pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4 persen. Sedangkan di tahun ini perkiraan pertumbuhannya hanya 4,4 persen.
Untuk harga komoditas barang, di tahun ini diprediksi masih tinggi. Menurutnya hal ini justru menjadi peluang bagi para pelaku ekspor.
"Kalau persoalan yang harus diatasi yakni masalah supply chain. Kinerja ekspor ini akan mendorong pertimbuhan ekonomi secara nasional maupun daerah. Dengan harga komoditas yang membaik, kita bisa memanfaatkan peluang ini," katanya.
Untuk itu ia berharap pada seluruh pihak agar ikut terlibat dan memperbaiki iklim investasi di dalam negeri. Sehingga produktivitas juga bisa membaik.
"Kalau ekonomi global membaik dengan secara merata, hal ini bisa menjadi peluang kita," katanya.
Menurutnya ekonomi dalam negeri di tahun ini membaik dan mengalami peningkatan dari 3,2 hingga empat persen tahun lalu menjadi 4,7 - 5,5 persen di tahun ini. Dengan begini sumber ekonomi akan lebih merata.
"Tahun lalu konsumsi ekonomi belum naik, untuk tahun ini diperkirakan akan tumbuh 4,3 - 5,1 persen," katanya.
Dari sisi UMKM, pemerintah terus meningkatkan kapasitas pelaku usaha, termasuk UMKM. BI juga melakukan pembinaan melalui program klasterisasi untuk petani, program UMKM untuk kelompok UMKM.
"Saya selalu pakai produk UMKM, seperti batik dan tenun. Kami ingin meningkatkan skala ekonomi, juga meningkatkan kapasitas," katanya.