Palembang, Gatra.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) terus memaksimalkan pemanfaatan lahan gambut di Bumi Sriwijaya sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Mengingat lahan gambut di Sumsel merupakan terbesar kedua di Pulau Sumatra dengan luasan 25 hingga 35 persen dari total luas wilayah Sumsel yang mencapai 9 juta hektare (Ha).
Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel, Mawardi Yahya, mengatakan upaya pemanfaatan lahan gambut sebagai lahan pertanian dan perkebunan memang sudah seharusnya dijalankan. Hal tersebut juga sudah menjadi salah satu fokus yang dilakukan pemerintah provinsi setempat.
“Upaya pengelolaan gambut ini memang perlu dilakukan, sehingga lahan gambut ini bisa bermanfaat ekonomi bagi masyarakat Sumsel,” ujarnya di Palembang, Jumat (4/2).
Baca Juga: BRGM Beberkan Capaian 3R atas Target Restorasi Gambut 2021
Kendati begitu, sambungnya, dalam pengelolaan lahan gambut tersebut dibutuhkan perencanaan yang matang. Dengan demikian, bahkan masyarakat bakal setuju jika lahan gambut tersebut dilakukan pengelolaan sehingga ekonomi juga akan semakin meningkat.
“Akan tetapi memang perlu dilakukan perencanaan karena lahan gambut ini pasang surut. Harus dilihat juga tanaman yang cocok untuk lahan ini. Jangan sampai nanti jika air sedang pasang, tanaman tersebut tenggelam dan rusak yang tentunya akan merugikan para petani,” katanya.
Pihaknya lantas meminta International Centre for Research in Agroforesrty (ICRAF) melakukan riset guna menentukan tanaman yang memiliki potensi besar untuk ditanami di lahan gambut tersebut. “Karena kita ingin upaya ini memiliki manfaat jangka panjang. Buat percontohan di beberapa luas lahan. Kalau itu berhasil, tentu masyarakat akan ikut meemanfaatkannya dan terpenting ada contoh keberhasilan nantinya,” ujarnya.
Baca Juga: Sumsel Pamerkan Hasil Kegiatan Restorasi Gambut Pertama di Indonesia
Indonesian Country Coordinator, Sonya Dewi menjelaskan bahwa project sustainable Landscape for Climate-Resilient Live Lihoods (Land4Live) adalah upaya mencari solusi dalam meningkatkan kehidupan para petani dan lingkungan. Artinya, meskipun dilakukan pengelolaan, lingkungan masih akan tetap terjaga dengan baik.
“Kita berupaya mencari cara bagaimana masyarakat tetap hidup dengan mengelola lahan pertanian tapi dengan kualitas alam yang terus terjaga. Termasuk juga melakukan tata kelolanya,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya akan bekerja sama dengan petani untuk meningkatkan kapasitas pertanian tersebut. Termasuk juga soal potensi lahan gambut untuk pertanian, pasarnya seperti apa. Sehingga ketahanan pangan tetap terjaga dan ekonomi masyarakat meningkat.
Baca Juga: Sebar 50 Bibit Guna Pulihkan Eks Lahan Gambut Terbakar
Pelaksanaan Land4Live memiliki fokus utama mengurangi deforestasi, meningkatkan kondisi lahan, serta meningkatakan penyerapan karbon di tiga provinsi di Indonesia: Sumsel, Sulawesi Selatan, dan NTT. Di Sumsel sendiri akan terfokus di dua daerah, yakni Kabupaten Banyuasian dan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pada sektor ekonomi dan iklim, mata pencaharian dan ketahanan pangan untuk para petani perempuan dan laki-laki yang miskin, serta rentan serta pada sektor usaha kecil, khususnya perhatian pada pengusaha perempuan.
Proyek ini juga secara langsung menargetkan perubahan penggunaan lahan yang berbahaya bekerja sama dengan para petani dalam upaya mengurangi deforestasi dan reklaim lahan gambut sekaligus mengurangi kerentanan iklim serta meningkatkan mata pencaharian.Ini merupakan upaya mempromosikan alam berbasis solusi melalui pertanian cerdas iklim dan pengelolaan lahan dan air yang komprehensif.